Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 29 Juli 2021 | 16:48 WIB
Uki eks NOAH [Suara.com/Evi Ariska]

SuaraRiau.id - Pernyataan Uki eks NOAH terkait musik mengundang komentar keras dari banyak kalangan, termasuk para musisi itu sendiri.

Sebelumnya, pria bernama Mohammad Kautsar Hikmat menyebut musik musik merupakan pintu pembuka maksiat.

Kata Uki, banyak perilaku haram yang dimulai dari penampilan musisi-musisi di lokasi pementasan. Bahkan, menurutnya, musik selalu berkaitan dengan minuman keras atau mabuk-mabukan.

Berkat alasan tersebut, dia meminta umat Islam menjauhkan musik. Sebab, dengan demikian, mereka telah menjauhi keburukan dan menuju jalan yang benar.

“Mungkin kalian nggak menyadari, oh mungkin hanya ngedengerin musik saja. Kalau sejuta orang berpikir seperti itu, otomatis mansor akan masuk, orang penjual khamar juga akan masuk. Dan memang (musisi) yang menjadi tampilan pertamanya di kafe,” ujar Uki ketika itu.

“Oke kita sering main di kafe, di Medan yang ditampilkan di depan billboard (papan iklan) itu musisinya, bukan (tulisan) ‘hayuk malam ini kita minum khamar bareng-bareng dengan para-para wanita yang bisa datang ke tempat itu gratis’. Tapi musisi yang akan dikedepankan menjadi pintu pembuka maksiat,” sambungnya.

Pernyataan tersebut lalu ditanggapi seorang guru vokal kenamaan Indonesia, Indra Aziz. Ia mengaku heran dengan prinsip yang diadopsi Uki.

Menurutnya, ungkapan kontroversial Uki mengetuk pikirannya. Indra mengaku tak tenang. Sebab, baginya, Uki telah gagal paham atau tak memahami hukum agama dengan benar.

Indra menyebut, musik dan gaya hidup merupakan dua hal yang berbeda. Mabuk-mabukan menurutnya bagian dari gaya hidup, bukan musik. Sehingga, tak bisa dipukul rata.

“Orang nggak bisa membedakan mana musik dan mana gaya hidup. Yang jadi pintu maksiat itu gaya hidup mereka yang sewaktu menjadi musisi,” kata Indra dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Kamis (29/7/2021).

Lebih jauh, dia sampai bertanya-tanya, jika musik sungguh-sungguh haram, bagaimana nasib musisi religi atau keagamaan? Mengingat, mereka kerap membagikan pesan baik melalui lirik lagunya.

“Musisi religi, musisi terapi, guru musik TK, itu lewat mana pintu maksiatnya? Heran,” ungkap dia.

Load More