Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 27 Juli 2021 | 12:09 WIB
Foto Akidi Tio

SuaraRiau.id - Mendiang Akidi Tio belakangan menjadi sorotan lantaran amanahnya ke keluarga untuk menyumbangkan uang Rp 2 triliun untuk membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel).

Almarhum Akidi Tio merupakan pengusaha asal Langsa, Aceh Timur, Aceh. Bantuan senilai Rp 2 triliun itu diserahkan oleh Prof dr Hardi Darmawan, dokter keluarga Akidi Tio di Polda Sumsel, Senin (26/7/2021).

Sosok dokter keluarga ini pun mengungkapkan alasan terkait bantuan yang nilainya fantastis itu. Menurut Dokter Hardi Darmawan, bantuan tersebut merupakan amanah dari Alm Akidi Tio.

"Saya menyampaikan amanah ini setelah mendapat telepon dari salah satu anak Akidi. Dalam sambungan telepon, saya diminta untuk memberikan bantuan sebesar Rp 2 triliun kepada warga Sumatera Selatan," kata Hardi dilansir dari Batamnews.co.id--jaringan Suara.com.

Ia mengungkapkan bahwa dari pembicaraan itu pihak keluarga Akidi meminta agar dana itu diamanahkan kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri.

Sebab, kata Hardi, Irjen Pol Eko mengenal baik keluarga almarhum saat sedang bertugas di Aceh.

"Awalnya saya mengira telepon itu panggilan saya sebagai dokter, karena sudah 48 tahun saya dokter keluarga almarhum bapak Akidi. Ternyata diminta untuk menyerahkan bantuan Rp 2 triliun ke Kapolda Sumatera Selatan untuk warga yang terdampak PPKM," jelas Hardi.

Selama pandemi Covid-19, kata Hardi, keluarga almarhum Akidi memang sering memberikan bantuan ke panti jompo, serta warga yang terdampak lainnya di Sumsel. Timbulnya rasa kepedulian itu, lantaran almarhum Akidi sebelumnya pernah tinggal di Palembang.

"Semasa hidupnya almarhum Akidi selalu berpesan kepada anak dan cicitnya untuk memberikan kepedulian kepada sesama. Semua anak almarhum menjadi pengusaha, amanah inilah yang diteruskan oleh anak-anaknya," ujarnya.

Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri, mengaku terkejut saat dirinya mendapatkan amanah untuk menyampaikan bantuan Rp 2 triliun kepada warga yang terdampak.

Menurut Eko, agar bantuan ini dapat sampai tepat sasaran mereka akan membentuk tim untuk mengkaji kebutuhan warga Sumsel saat ini.

Namun, bantuan ini diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen, obat-obatan, insetif bagi tenaga kesehatan, termasuk juga tempat isolasi bagi masyarakat.

"Dana itu nantinya digunakan untuk menyelesaikan masalah dari hulu ke hilir mulai dari penyediaan kebutuhan warga yang membutuhkan. Harapannya, Sumsel bisa segera keluar dari situasi pandemi," kata Eko.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy menambahkan, selain kebutuhan obat, dana tersebut kemungkinan digunakan untuk mempercepat proses pemeriksaan baik dengan menambah jumlah laboratorium reaksi berantai PCR.

Sebab, Sumsel saat ini hanya memiliki 15 laboratorium dengan kapasitas 2.000 sampel per hari. Untuk mempercepat pemeriksaan, tentu penambahan kapasitas sangat diperlukan.

"Kemungkinan, bantuan ini juga digunakan untuk menyediakan alat transportasi untuk mengantar oksigen di beberapa tempat. Ketersediaan transportasi untuk oksigen memang masih menjadi kendala walaupun untuk sumbernya terbilang melimpah karena per hari bisa menghasilkan setidaknya 33 ton oksigen medis," ungkap dia.

Load More