SuaraRiau.id - Kabar vaksin Covid-19 mengandung chip elektronik ditanggapi Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio.
Ia menyebut vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia tidak mengandung chip elektronik seperti yang khawatir masyarakat untuk menjalani vaksinasi.
"Tidak ada chip elektronik masuk ke dalam vaksin yang disuntikkan itu," kata Amin dilansir dari Antara, Rabu (21/7/2021).
Menurutnya, vaksin Covid-19 berbentuk larutan jernih dan hanya mengandung bahan aktif seperti protein dan bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menstabilkan dan mengawetkan vaksin tersebut.
Bahan aktif, kata dia, berfungsi untuk merangsang aktivitas sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mampu melawan penyakit.
Untuk bisa disuntikkan ke dalam tubuh, maka bahan aktif tersebut harus diberikan dalam larutan yang disebut buffer atau larutan penyangga.
"Vaksin di dalamnya jumlahnya kecil sekali jadi untuk bisa disuntikkan dia harus berada dalam bentuk cairan," ungkap Amin.
Larutan penyangga berfungsi untuk menstabilkan derajat keasaman dan juga melarutkan protein atau bahan aktif vaksin.
Kandungan lain yang terdapat di dalam vaksin adalah bahan stabilizer dan pengawet. Bahan stabilizer berguna untuk menjaga bahan aktif atau protein tetap stabil dan tidak mudah rusak.
Sedangkan bahan pengawet bermanfaat untuk mencegah vaksin cepat busuk dan tidak terkontaminasi oleh jamur dan bakteri.
"Selain pengawet kadang-kadang diberikan antibiotik. Antibiotik juga maksudnya supaya tidak tumbuh jamur dan bakteri," jelas dia.
Sementara itu, distribusi vaksin di Indonesia juga tidak menggunakan chip tetapi barcode. Amin menyebut pada setiap kemasan obat atau vaksin, terdapat label yang berisi nomor seri, barcode dan QR code.
Hal tersebut untuk menjamin setiap produk tersebut terdaftar di perusahaan yang memproduksinya dan terlacak keberadaannya.
Dengan memindai (scan) barcode pada vaksin atau obat termasuk pada vaksin COVID-19, maka proses distribusi akan mudah dilacak sehingga bisa memastikan lokasi pengantaran vaksin hingga tercatat sampai ke penerima vaksin.
"Memang penting setiap kemasan itu harus ada barcodenya, ada codenya ada nomornya sehingga bisa dilacak seseorang itu menerima vaksin dari batch yang mana," ujarnya.
Berita Terkait
- 
            
              Adakah Efek Jangka Panjang Vaksin Covid-19? Ini Kata Ahli!
- 
            
              Studi Ungkap Vaksin Covid-19 Ini Kurang Efektif Lawan Virus Corona Varian Delta
- 
            
              Percepat Pembelajaran Tatap Muka, Anak Perlu Dapat Vaksin Covid-19
- 
            
              Pakar: Varian Delta Penyebab 80 Persen Kasus Baru Covid-19 di AS
- 
            
              Berapa Banyak Warga Indonesia yang Sudah Divaksin Covid-19? Ini Datanya
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Event USS 2025 JICC Didukung BRI dan BRImo: Nikmati Gaya Hidup, Seni, dan Sneakers
- 
            
              5 Mobil Legendaris Dikenal Bandel di Bawah 50 Juta, Bekasnya Masih Jadi Incaran
- 
            
              Gegara Hotspot Wifi, Pria Habisi Rekan lalu Mayat Dikubur Ditutup Terpal di Siak
- 
            
              5 Mobil Bekas Paling Dicari Keluarga Indonesia karena Bandel dan Irit
- 
            
              4 Rekomendasi Mobil Bekas Eropa di Bawah 50 Juta: Ikonik, Klasik dan Menarik