“Pemerintah justru mencegah jangan gara-gara mengecam satu kelompok dengan keras, seperti Jerinx soal IDI kacung WHO, Ahmad Dhani ucapkan idiot pada kelompok ganti presiden, Prita yang kritik rumah sakit, yang mereka akhirnya bisa dipidanakan." ungkap pegiat sosial pro Jokowi tersebut.
“Pada revisi UU ITE mereka tidak akan dipidana. Lho kok tiba-tiba mereka bilang represif,” sambung dia.
Begitu juga soal teriakan BEM UI soal revisi UU KPK, pemilihan Ketua KPK Firli, Tes Wawasan Kebangsaan.
Ade juga heran mengapa semua dialamatkan pada Jokowi. Sebab BEM UI seharusnya tahu, kalau revisi UU KPK dilakukan DPR, pemilihan Ketua KPK juga DPR, dan TWK dilakukan oleh pimpinan KPK sendiri.
“Jokowi justru menganjurkan yang tak lolos TWK tak perlu diberhentikan.” tutur Ade.
Lebih jauh, Ade Armando juga menyinggung penangkapan aksi Mei 2021 saat polisi memilih membubarkan paksa aksi karena tak mematuhi protokol kesehatan.
Menurut Ade, pembubaran aksi yang kemudian dikritik itu pantas dilakukan tindakan tegas, karena massa aksi tak mau menuruti protokol kesehatan, termasuk tak mau jaga jarak.
“Jadi kecaman BEM UI itu mengarang bebas. Kalau BEM UI seperti dibilang Faisal Basri selalu memiliki riset yang kuat saat berargumen, sayangnya itu tak tergambar, itu bagian komedinya,” kata Ade Armando.
Cerita belum selesai sampai di sana, twit pandir berujung pada pemanggilan Ketua BEM UI oleh Direktur Kemahasiswaan UI.
Namun setelah pemanggilan, narasi yang terbangun justru sikap Direktur Kemahasiswaan UI ini sebagai bukti pemberangusan. Narasinya kata Ade, sangat dramatis, yakni pembungkaman dan kebebasan akademik oleh negara.
Padahal, Jokowi terkait aksi ini tidak marah-marah. Kominfo juga tidak memblok twit BEM UI.
“Ketua BEM UI sendiri memang dipanggil, cuma diminta beri klarifikasi, tak ada sanksi, di mana bukti pemberangusannya? Kalau ada yang bilang gerakan BEM UI ditindas kekuasaan, itu seperti hidup dalam halusinasi,” terang Ade Armando.
Berita Terkait
-
Dijuluki BEM UI The King of Lip Service, Jokowi: Saya Kira Biasa Saja
-
Disebut The King of Lip Service, Jokowi: Kritik Boleh Saja, Tapi Ingat Sopan Santun
-
Dijuluki King Of Lip Service, Jokowi: Universitas Jangan Halangi Mahasiswa Berekspresi
-
Jokowi Ajak Masyarakat Dorong Ekosistem Digital yang Inkslusif
-
Ade Armando Kritik BEM UI Soal Julukan Jokowi, Blok Politik Pelajar Beri Sindiran Menohok
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga di Bawah 100 Juta, Nyaman Berkualitas
-
Pemuda Dulu Bersumpah untuk Bersatu, Kini Pemuda PNM Bersumpah untuk Memberdayakan
-
4 Rekomendasi Skincare untuk Kencangkan Kulit Wajah, Terlihat Awet Muda
-
6 Mobil Bekas di Bawah 30 Juta, Kendaraan Klasik Bikin Perjalanan Jadi Asyik
-
Bejatnya 4 Pria di Siak, Rudapaksa Gadis 15 Tahun Berkali-kali