Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 03 Juni 2021 | 19:37 WIB
Cholil Nafis [Antara]

SuaraRiau.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) didatangi dua belas pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dinyatakan gagal dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Belasan pegawai KPK itu mengadu ke MUI dan membahas materi TWK yang dianggap tidak relevan dan melemahkan komisi antirasuah tersebut, pada Kamis.

"Kehadiran mereka ke MUI dalam rangka mengadukan proses seleksi TWK," ujar Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis dikutip dari Antara, Kamis (3/6/2021).

Cholil Nafis mengatakan 12 pegawai KPK itu bercerita soal keganjilan baik dari materi TWK maupun proses pengangkatan ASN.

Untuk menjadi ASN di KPK masih harus menjalani TWK, sementara di lembaga lain seperti Komnas HAM tidak perlu.

Pegawai di Komnas HAM, kata mereka, langsung menjadi ASN tanpa TWK terlebih dahulu. Soal-soal di TWK juga dianggap tidak mencerminkan keahlian bahkan tidak mencerminkan kebangsaan.

"Pegawai KPK tersebut juga menceritakan bahwa mereka sudah banyak yang bekerja selama belasan tahun dan bahkan tidak pernah tersandung masalah etik," katanya.

Tak hanya itu, mereka juga menceritakan ketidaknyamannya atas serangan dan tuduhan mulai dari Taliban sampai anti-NKRI.

Setelah audiensi itu, MUI akan membawa masalah ini ke dalam rapat pimpinan harian MUI, sehingga nantinya akan muncul tanggapan resmi dari MUI.

‘’Kita akan bawa masalah ini ke dalam rapat Pimpinan Harian MUI untuk memastikan langkah apa yang akan diambil MUI," ujar Cholil Nafis.

Load More