Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 01 Juni 2021 | 10:13 WIB
Tangkapan layar Wapres Maruf Amin memakai baju adat Melayu, Selasa (1/6/2021). [Youtube Sekretariat Presiden]

SuaraRiau.id - Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni tahun ini diperingati dalam suasana pandemi Covid-19 di Istana Kepresidenan Bogor dan halaman Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Jakarta, Selasa (1/6/2021).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan pakaian adat dari Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Sementara Wakil Presiden Maruf Amin terlihat memakai baju adat Melayu Riau.

Tak hanya Jokowi dan Maruf Amin, sejumlah pejabat negara juga menggunakan pakaian adat.

Upacara dilakukan "hybrid" yaitu Presiden Jokowi mengikuti dari Istana Kepresidenan, sedangkan pasukan melangsungkan upacara di halaman Gedung Pancasila, sementara para pejabat negara mengikuti upacara dari tempat masing-masing.

Presiden Jokowi dalam pernyataannya mengingatkan tantangan yang dihadapi bangsa untuk menanamkan secara kuat nilai-nilai Pancasila dalam diri masyarakat, tidak semakin ringan di tengah pesatnya globalisasi, kemajuan teknologi dan interaksi dunia.

Presiden Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan pendalaman nilai-nilai Pancasila dengan menggunakan cara luar biasa.

"Saudara-saudara sebangsa setanah air, menghadapi semua ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa, diperlukan cara-cara baru yang luar biasa," kata Presiden dikutip dari Antara, Selasa (1/6/2021).

Presiden menyampaikan hal itu saat memberikan amanat dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2021.

"Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0 dan sekaligus Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan," ujar Jokowi.

Menurut Presiden Jokwoi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi "landscape" kontestasi ideologi.

"Revolusi industri 4.0 juga telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog, dalam berinteraksi dan berorganisaisi dalam skala besar lintas negara," ungkap Presiden.

Ketika konektivitas 5 G melanda dunia maka interaksi antardunia juga semakin mudah dan cepat.

"Kemudahan ini bisa digunakan oleh idiolog-idiolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia ke seluruh kalangan dan ke seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," tutur Presiden.

Sehingga tugas Pancasila pun tidaklah semakin ringan.

"Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antar-nilai-nilai dan rivalitas antarideologi," kata Presiden menegaskan.

Hadir juga dalam upacara peringatan tersebut Ketua MPR Bambang Soesatyo yang bertugas membacakan Pancasila serta Ketua DPR Puan Maharani yang membacakan teks Pembukaan UUD 1945. (Antara)

Load More