Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 28 April 2021 | 17:16 WIB
KRI Nanggala 402 saat di perairan [bennybery/dok]

Sebab, putranya itu seharusnya tidak berada di kapal selam, namun tetap memutuskan untuk bergabung pada saat-saat terakhir untuk mengawasi latihan.

“Saya tidak ingin dia diambil lebih dulu daripada saya, tetapi dia meninggal saat melakukan tugasnya. Dia memenuhi janjinya untuk menjaga negara sampai akhir hidupnya,” katanya.

Ibu berusia 80 tahun itu menambahkan bahwa dia berharap misi evakuasi akan berlanjut sampai semua awak kapal ditemukan.

“Saya berharap jenazah anak saya dapat dievakuasi, apapun kondisinya. Kami ingin menguburkannya di kuburan keluarga di Cilubajang di Sukabumi bersama almarhum ayahnya yang merupakan pensiunan perwira TNI AU.” katanya.

Load More