SuaraRiau.id - Greenpeace Indonesia melakukan survei di tiga kota besar terkait penggunaan plastik. Greenpeace menemukan sebagian besar masyarakat mengharapkan industri ikut bertanggung jawab dalam mengurangi plastik dengan berinovasi memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Peneliti Greenpeace Indonesia Afifah Rahmi Andini menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat 'terpaksa' membeli produk dengan kemasan plastik karena hanya itu yang disediakan produsen.
"Banyak masyarakat yang menilai bahwa produsen atau perusahaan punya kontribusi paling vital, dan ini diungkapkan atas dasar hambatan yang mereka alami selama ini. Sebagian besar merasa 'terpaksa' memilih plastik sekali pakai karena hanya membeli apa yang disediakan oleh produsen," kata Afifah dalam diskusi virtual, dikutip dari Antara, Kamis (25/2/2021).
Dalam survei perilaku masyarakat terhadap sampah plastik itu, ketika ditanya perihal pihak yang bertanggung jawab untuk mengurangi kemasan plastik sekali pakai, 55 persen responden menjawab distributor atau produsen sebagai pihak yang paling berperan.
Selain itu, 23 persen menganggap masyarakat harus bertanggung jawab dan 22 persen memilih pemerintah.
Survei tersebut dilakukan terhadap 623 orang yang berasal dari Jakarta, Medan dan Makassar dengan metode survei online dan wawancara via telepon dalam periode 30 Oktober sampai 8 November 2020.
Survei juga menemukan hampir 90 persen dari total responden setuju perusahaan harus bertanggung jawab dalam mengurangi kemasan plastik dan beralih ke kemasan non-plastik.
"Sebetulnya bila industri bisa menyediakan alternatif selain plastik dan lebih ramah lingkungan, mudah dan murah digunakan, mereka pasti dengan sendiri akan mengikuti, sehingga publik juga berharap perusahaan turut mengambil perannya dalam mengurangi plastik," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Teti Armiati Argo dari SDGs Network Institut Teknologi Bandung (ITB) mengaku memang diperlukan inovasi untuk produk ramah lingkungan dengan harga tidak menjulang.
Sebab, dari sisi konsumen masih ada kecenderungan akan mau terlibat dalam perubahan perilaku kalau mendapatkan alternatif dengan nilai setara, bahkan lebih murah.
"Di dalam benak konsumen belum terlihat upaya bahwa untuk peduli lingkungan barangkali bayarannya bisa jadi lebih tinggi. Tetapi, yang kita bisa nikmati sebetulnya di luar produk itu sendiri, yaitu udara bersih dan tidak melihat sampah berserakan," kata akademisi di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB itu. (Antara)
Berita Terkait
-
Kasus Udang Tercemar Radioaktif, Greenpeace Soroti Kecerobohan Pemerintah Awasi Industri Logam
-
Sampah Plastik Jadi Paving Block, Mahasiswa UNS Ajak Warga Serongga Ubah Limbah Jadi Berkah
-
Greenpeace Murka, Kecam Izin Baru PT Gag Nikel yang Bakal Merusak Raja Ampat
-
Raja Ampat Terancam! Izin Tambang Nikel Diberikan Lagi, Greenpeace Geram!
-
#SaveRajaAmpat Menggema di Forum PBB, Greenpeace Soroti Ancaman Tambang
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Nasib Tragis Remaja di Pekanbaru Diduga Maling Tewas usai Diamuk Warga
-
Tips Membeli Mobil Bekas untuk Wanita Agar Tak Tertipu Penjual Nakal
-
5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
-
3 Link DANA Kaget Hari Ini, Langsung Cair Saldo Senilai Rp158 Ribu
-
Harga Emas UBS dan Galeri24 Stabil, Emas Antam Masih Tanda Tanya