Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 28 Januari 2021 | 20:33 WIB
Tangkapan layar Ustaz Abdul Somad. [Instagram/@ustadzabdulsomad_official]

SuaraRiau.id - Penceramah asal Riau Ustaz Abdul Somad (UAS) menyoroti banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.

UAS mengingatkan bahwa bencana yang terjadi adalah momentum bagi manusia untuk instropeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Sebab ada beberapa bencana yang datangnya dari manusia itu sendiri. Ia mengurai adanya sebab akibat pada tiap bencana.

Sebut saja kasus banjir di sejumlah wilayah. Itu bisa jadi akibat perbuatan manusia yang gemar menggunduli hutan, atau membuang sampah sembarangan.

“Akibat dari dosa-dosa kita bisa juga azab itu datang. Maka takutlah kamu kepada azab. Sebab azab tidak hanya menimpa yang zalim-zalim saja, bukan rumah yang menebang hutan, bukan pimpinan proyek ilegal logging, tapi juga rumah ustaz, imam, tahfidz quran, dan orang-orang yang beriman,” kata UAS dalam ceramahnya di Aswaja TV dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Rabu (27/1/2021).

Sepemahaman mantan dosen UIN Suska Riau itu, bencana tersebut ada yang disebut dengan takdir, dan ada yang disebut dengan sebab akibat.

Untuk kasus sebab akibat terjadi karena kesadaran penuh manusia sebelum melakukannya.

Misal ketika orang memotong urat nadi, maka selanjutnya akan mati. Dia juga mencontohkan ada orang yang secara sadar tiba-tiba menabrakan diri ke lalu lintas padat sampai meninggal.

“Bencana, banjir, itu sebab akibat bukan? Itu sebab dari perbuatan kita, lalu muncul suatu masalah. Maka lahirnya banjir bandang. Karena dengan penuh kesadaran ada penambangan liar, memberikan izin, dan penebangan hutan di mana-mana,” katanya.

Sementara takdir adalah kejadian di mana ketika banyak masyarakat yang sudah hidup lurus, namun tetap terjadi bencana.

Maka itu, dia kemudian menyatakan, ulama, orang alim, dan sebagainya bisa jadi turut menjadi korban bencana karena diam saja dengan lingkungan buruk di sekitarnya.

Andai mereka diam dengan keburukan, kata UAS, maka bencana juga akan turut serta menimpanya. Sentilan itulah setidaknya yang turut menyinggung banyak ulama yang seolah membisu dengan keburukan di lingkungan.

“Mengapa terjadi musibah, karena umat meninggalkan amar maruf nahi munkar. Itu ada hutan gundul, ulama bilang sudahlah tak apa, hutan kan masih jauh dari rumah kita. Itu ada yang gali ambil nikel, sudah enggak apa-apa yang penting mereka mau nyumbang,” ungkapnya.

Load More