SuaraRiau.id - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju pascagempa bumi Magnitudo 6,2 mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (15/1/2021).
Hal itu disampaikan Dwikorita sekaligus mengklarifikasi teks percakapan WhatsApp yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan warga meninggalkan Mamuju sesegera mungkin.
"Informasi ini tidak benar dan dapat dikategorikan sebagai berita bohong (hoaks)," tegas Dwikorita di Jakarta, Senin (18/1/2021).
"BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju," Dwikorita menambahkan.
BMKG tetap meminta warga waspada gempa susulan yang masih dapat terjadi seperti lazimnya pasca terjadinya gempa kuat.
Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas gempa di Majene dan Mamuju sejak tanggal 14 - 17 Januari 2021 tercatat sebanyak 37 kali gempa.
Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, diimbau untuk tidak menempati lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh.
Selain itu, warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.
"Segera melakukan evakausi mandiri dengan cara menjauh dari pantai, dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Hal ini akan efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat," sambungnya.
Baca Juga: BMKG Minta Warga Waspada Dampak Gelombang Tinggi di Manado
Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).
Kondisi tersebut juga sangat berisiko terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat.
Untuk itu masyarakat diminta agar tidak percaya dengan berita bohong (hoax), tetapi terus memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari BNBP/BPBD.
Tag
Berita Terkait
-
Polisi Tangkap 2 Pemuda, Diduga Menjarah Bantuan Gempa Majene dan Mamuju
-
Aktivitas Gunung Merapi: Terjadi Gempa Vulkanik dan Guguran Awan Panas
-
Keras! Roy Suryo Ejek Risma, Kocar Kacir saat Gempa Dituding Mau Nampang
-
27 Sekolah Rusak Akibat Gempa Sulbar, Kemendikbud Dirikan Dua Posko
-
Mensos Risma Lari saat Gempa, Roy Suryo: Kasihan Bingung Cari Angle Foto
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
3 Rekomendasi Mobil Bekas Nyaman dan Ideal untuk Antar-Jemput Anak Sekolah
-
8 Mobil Kecil Bekas Tampilan Sporty, Paket Hemat untuk Budget Pas-pasan
-
Anggota Polisi di Indragiri Hulu Dipecat Gara-gara Pakai Narkoba
-
5 Mobil Bekas Paling Nyaman di Indonesia, Referensi Terbaik Keluarga
-
Demo Polemik Lahan TNTN Diwarnai 'Teror' SMS Blast dari Nomor Misterius