Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 06 Januari 2021 | 09:09 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD (kanan). [Antara/Andika Wahyu]

SuaraRiau.id - Kapolri Jenderal Pol Idham Azis akan pensiun pada tanggal 1 Februari 2021. Terkait itu, mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Ito Sumardi mengatakan bahwa sejatinya Menkopolhukam Mahfud MD sudah memegang nama prioritas yang dijagokannya.

Dikatakan Ito, sebagai Menkopolhukam sekaligus Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Mahfud MD disebut-sebut sudah mengantongi nama kuat calon Kapolri.

Nantinya, kata Ito, nama calon Kapolri yang dijagokan alias dipilih oleh pihak Kompolnas akan diajukan oleh Presiden Joko Widodo untuk diseleksi lebih lanjut.

“Ada tiga belas bintang tiga yang memiliki jenjang kepangkatan dan karier itu yang kita lakukan semacam satu penilaian. Sesuai dengan kriteria yang telah disampaikan oleh para peserta daripada rapat,” terangnya dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Rabu (6/1/2021).

Meski telah memprioritaskan sebuah nama untuk calon Kapolri, Ito mengaku tak ingin membeberkan lebih lanjut terkait siapa sosok yang nantinya bakal dipilih. Menurutnya ia tak ingin mendahului keputusan Presiden bersama DPR, terkait pihak yang berwenang memilih Kapolri.

“Tapi kalau nama-namanya kita belum bisa menyampaikan, karena memang semuanya memiliki peluang yang sama,” jelas Ito.

Dalam waktu dekat ini, kata dia, permasalahan yang akan dihadapi Polri akan semakin pelik, terlebih menyangkut tentang masalah sosial yang di dalamnya menyangkut masyarakat luas.

Sehingga masalah seperti ini akan berkembang menjadi kekuatan besar dan sangat berbahaya.

Dengan demikian disimpulkan bahwa ciri-ciri sosok Kapolri yang baru harus memiliki integritas tinggi soal penenggakan hukum. Namun tentunya dengan cara yang lebih humanis dan bijaksana.

Selain itu, Kapolri baru juga wajib mampu merangkul seluruh elemen masyarakat, seperti tokoh masyarakat, pejabat pemerintah baik pusat maupun daerah, serta anggota DPR.

“Sehingga pimpinan Polri yang akan datang, itu harus mampu meneggakan hukum tapi humanis dan bijak serta mampu berkomunikasi dengan DPR, dengan juga instansi samping,” jelas Ito.

Ito menambahkan, calon Kapolri yang diprioritaskan tersebut tentunya merupakan sosok yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

“Di sini yang akan diprioritaskan (untuk jadi Kapolri) adalah bagaimana kemampuan berkomunikasi. Kalau calon Kapolri yang akan datang tidak punya kemampuan berkomunikasi yang baik, mungkin akan menyulitkan dalam memimpi Polri ke depan,” tandasnya.

Bursa calon Kapolri
Beberapa waktu lalu bursa calon Kapolri diperkirakan seru, jenderal bintang dua atau Irjen diduga bakal peluang ikut bursa calon Kapolri.

Hal ini seiring dengan peluang pengisian jabatan Kepala BNN. Malahan spekulasi Kapolda Metro Irjen Fadil Imran bakal masuk bursa pun muncul.

Namun ternyata peluang jenderal bintang dua jadi calon Kapolri pupus setelah Kepala BNN dijabat oleh Irjen Petrus Golose.

Menurut analisis Indonesia Police Watch, Irjen Petrus merupakan jenderal Polri yang netral tidak masuk kubu gerbong kekuatan bursa calon Kapolri. Makanya dari sini peluang jenderal bintang dua masuk dalam bursa pengganti Jenderal Idham Azis tertutup sudah.

Sejauh ini, ada 14 jenderal bintang tiga di Polri, termasuk Wakapolri Gatot Edi, Kabareskrim Sigit Listyo Prabowo, Kabaharkam Agus Andrianto, dan Kepala BNPT Boy Rafli. Keempat jenderal bintang tiga itu diperkirakan calon populer pengganti Jenderal Idham Azis.

Praktis, bursa calon Kapolri kini cuma direbutkan oleh jenderal bintang tiga alias Komjen.

Load More