SuaraRiau.id - Naiknya harga kedelai nasional menyebabkan kelangkaan bahan baku pembuatan tempe dan tahu di tengah masyarakat. Hal ini juga membuat pengusaha tahu tempe harus rela kehilangan omset.
Sejumlah pengusaha tahu tempe menjerit dengan naiknya harga kedelai. Seperti dikatakan Juari (51) pengusaha tahu tempe di Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau.
"Semenjak harga kedelai naik, omset yang kami dapat sangat turun drastis," kata Juari kepada SuaraRiau.id, Selasa (5/1/2021) petang.
Usaha rumahan miliknya itu sudah digelutinya selama 10 tahunan. Biasanya dalam sehari dirinya bisa memproduksi tahu dan tempe dengan 250 kilogram (kg) kedelai.
"Sekarang sehari paling 100 kg kedelai. Saat ini, omset sudah berkurang Rp 200 ribu per hari," kata ayah 3 orang anak itu.
Dengan kondisi seperti ini, Juari masih menjual tahu tempe dengan harga normal seperti biasanya.
"Kalau lama-lama begini dan kalau gak sabar ya cari pekerjaan lain," timpalnya.
Untuk 100 Kg kedelai, Juari dapat memproduksi 420 batang tempe dengan 3 varian ukuran.
Proses pembuatannya, tambah Juari, juga memerlukan waktu. Untuk membuat tempe, perlu 3 hari baru bisa dijual dan dipasarkan.
"Kalau tahu hari ini kita buat besok sudah bisa dipasarkan. kalau tempe butuh waktu 3 hari baru bisa dijual dan itu dengan perawatan yang maksimal," terang Juari.
Ke depan, lanjutnya, jika kondisi seperti ini, Juari mengaku akan menyiasatinya dengan ukuran tempe maupun tahu sedikit diperkecil agar bisa seimbang dengan biaya produksi dan operasional.
"Kita harus menggaji 3 karyawan Rp 180 ribu per harinya. belum biaya transpornya, biaya untuk membeli kayu masaknya," urai Juari.
"Per hari kita menghabiskan Rp 300 ribu lebih hanya untuk operasional dan gaji karyawan," sambungnya.
Untuk pemasaran, Juari sudah punya langganan tetap di pasar dan pedagang yang langsung mengambilnya dirumah.
Harga tempe yang ukuran besar Juari menjual ke pasar dengan harga Rp 7.500, yang sedang Ia jual Rp 2.500, dan yang paling kecil Rp 1.000.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Dari Jaga Perairan ke Tanam Kedelai: Apa Kabar Mandat TNI AL?
-
Hasil PSU di 5 Daerah Kembali Digugat ke MK, KPU RI Tunggu BRPK
-
Pastikan Kesiapan PSU Lancar Sesuai Rencana, Wamendagri Turun Langsung ke Kabupaten Siak
-
Catat! Ini Dia Ciri Kecap Manis Berkualitas untuk Masakan Nusantara Otentik
-
Menapaki Rumah Singgah Tuan Kadi, Warisan Sejarah di Tepian Sungai Siak
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
Terkini
-
Ayah Bocah SD Meninggal Diduga Dibully Minta Keadilan: Pak Prabowo Tolong Kami
-
Selamat! Kamu Mendapatkan 4 Cuan DANA Kaget Bernilai Ratusan Ribu
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
Pemprov Riau Tunda Bayar Rp1,7 Triliun, Begini Respons Gubri Wahid
-
Kronologi Ustaz Yahya Waloni Meninggal saat Khutbah Jumat, Sempat Lemas di Mimbar