SuaraRiau.id - Indonesia umumnya dan masyarakat Kepulauan Riau (Kepri) serta Riau khususnya patut berbangga, pasalnya pantun ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Budayawan asal Kepri, Abdul Malik merasa bangga, lembaga dunia tersebut akhirnya menetapkan pantun asal wilayah itu dan Riau sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji ini merasa lega dan bahagia setelah bertahun-tahun memperjuangkan pantun asal Kepri dan Riau agar masuk dalam Warisan Takbenda Dunia.
"Alhamdulillah, akhirnya berhasil juga usulan kami. Kita patut bersyukur karena pantun Kepulauan Riau dan Riau dipilih untuk mewakili Melayu Indonesia," ucapnya di Tanjungpinang mengutip dari Antara, Jumat (18/12/2020).
Menurutnya, untuk memperjuangkan pantun ditetapkan sebagai warisan dunia itu tidak mudah. Sejumlah budayawan dan tokoh Melayu di Kepri dan Riau membentuk tim.
Tim asal Kepri terdiri dari Abdul Malik Abdul Malik, dan Syahrial dari Dinas Kebudayaan. Sementara narasumber utama yakni Datok Alipon, Sang Maestro Pantun asal Kepri.
Berbagai kegiatan dilakukan, termasuk rapat kerja yang sudah berulang kali dilakukan. Tim mengumpulkan data-data, dan menganalisis hingga membuahkan naskah akademik pada tahun 2017. Bersamaan dengan itu, tim telah mengerjakan naskah akademiknya sejak Maret 2017.
"Banyak sekali rapat tim dilaksanakan, selain di Jakarta juga di Tanjungpinang. Telah pula dilakukan beberapa kali revisi naskah untuk melengkapi data," ujarnya.
Malik berpendapat bahwa sekarang Kepri dapat menggunakan ikon "Kepulauan Riau, Negeri Pantun Warisan Dunia".
Seperti Malaka menggunakan ikon "Melaka, Bandaraya Bersejarah Warisan Dunia" sejak Malaka diresmikan sebagai Kota Warisan Dunia oleh UNESCO.
"Sebagai ketua tim dari Kepri, yang ditunjuk, saya begitu bahagia dan terharu dengan penetapan pantun sebagai warisan budaya takbenda dunia.
Diharapkan kejayaan pantun ini menambah semangat kita semua, pemerintah daerah, masyarakat, pekerja seni-budaya, dan akademisi untuk mengembangkan dan membina budaya melayu di Kepulauan Riau," tuturnya.
Menurut dia, budaya merupakan ikon utama bangsa Indonesia, dan menjadi salah satu unsur pembentuk jati diri yang sangat penting.
Ia berharap pantun terus dirawat dan dilestarikan di Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau karena sekarang telah menjadi Warisan Budaya Takbenda Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO.
Sampai sekarang, pantun masih tetap lestari dan terawat dengan baik di Kepri. Berbagai acara seni budaya umumnya menggunakan pantun. Bahkan hampir seluruh acara resmi maupun informal diawali dan diakhiri dengan pantun.
"Peminat pantun tak hanya kalangan generasi tua. Generasi muda pun sangat menyukai pantun. Media-media cetak dan elektronik (radio dan televisi) lokal pun aktif menyiarkan pantun," terangnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Minat Baca Masyarakat Indonesia di Posisi Mengkhawatirkan, Peringkat Kedua dari Bawah Dunia
-
Bikin Doi Kesengsem! Kumpulan Pantun Hari Valentine Anti-Mainstream
-
Makna Pantun Ubur Ubur Ikan Lele, Lagi Jadi Fenomena di Medsos
-
Kumpulan Pantun Ubur-ubur Ikan Lele Kreatif dan Kocak!
-
Ubur Ubur Ikan Lele Kenapa Viral? Asal-usul Pantun Absurd Bikin Geger Media Sosial
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Video Pasien 'Ditolak' Berobat di Siak Ternyata Benar Adanya, Puskesmas: Miskomunikasi
-
Akhir Pelarian Nader Taher, Terpidana Korupsi Rp35 M yang Sempat Ganti Identitas
-
Menteri UMKM Apresiasi BRI yang Tetap Konsisten Mendukung Sektor UMKM
-
Viral Emak-emak di Siak Ditolak Berobat gegara Tak Bawa KTP, Ini Penjelasan Puskesmas
-
Kasus Korupsi Flyover Simpang SKA, Pensiunan PNS hingga ASN PUPR Riau Diperiksa