Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Kamis, 12 November 2020 | 11:38 WIB
Ferdinand Hutahaean. (Suara.com/Ria Rizki)

SuaraRiau.id - Tengku Zulkarnain mengingatkan agar waspada terhadap fitnah, dimana banyak orang baik yang dianggap jahat, sebaliknya orang yang jahat justru dijadikan panutan. Tetapi nasihat Tengku mendapatkan tanggapan yang berbeda-beda dari netizen.
 
"Waspada fitnah akhir zaman. Ulama dan orang baik difitnah dan dikatakan jahat. Dan banyak orang orang hina yang percaya. Sementara para pejabat penipu rakyat yang pembohong dipuja-puja. Dan banyak manusia hina penghamba syahwat percaya. Akankah kita terlibat dalam pusaran fitnah itu?" kata wakil sekretaris jenderal Majelis Ulama Indonesia itu.

Pengikut Tengku di Twitter memiliki refleksi yang berbeda-beda dalam menanggapi hal tersebut.

Salah satu netizen mengatakan, "Syair lagu Ronggo Warsito menjadi kenyataan. Zaman edan, ora edan ora keduman. Tapi, Tuhan memberikan janji : sabeja bejane wong kang lali, isih Bejo wong kang eling lan waspada. Kesadaran dan kesabaran kunci kemenangan."

"Semoga beliau dimuliakan Allah," kata Tengku.

Baca Juga: Tengku: Nuduh Jakarta Kota Amburadul Kok Mesti Dipandang Kritik Positif

Pengikut akun Twitter Tengku lainnya sependapat dan dia berkata: "Sampaikan salam hati-hati pak kyai, buat semua ulama dan orang-orang baik terhadap politikus-politiku yang hanya cari untung, kalau buat saya 99 persen tidak percaya kepada politikus dan kelompoknya, untuk saat ini, jadi harus sangat-sangat waspada dan cermat."

Tetapi ada pula netizen yang mengusili Tengku dengan memposting sebuah gambar cermin pada kolom komentar dan berkata: "Alhamdulillah Ustadz udah mau bercermin sekarang." Beberapa netizen yang lain membully Tengku dengan memintanya menilai diri sendiri dulu.

Politikus Ferdinand Hutahaean pun menawarkan cermin kepada Tengku. "Zul dibagian mana dalam cuitan ini? Boleh tahu? Atau perlu saya anter cermin agar bisa melihat sebelum menjawab?"

Di tweet yang lain, Ferdinand mengaku sadar diri sehingga tak mau menjadi muanfik. Dia mengakui masih menjadi pendosa, itu sebabnya dia tak akan mengurusi akhlak orang lain. 

"Saya ini pendosa, dan masih terus berbuat dosa yg tak disengaja seiring hidup mengikuti dunia yang terus berubah menuju akhir zaman. Makanya saya tak mau mengurusi dosa dan neraka orang. Akhlak saya juga tak baik-baik amat, makanya saya tak berani bicara akhlak orang lain, karena saya bukan orang muanfik."

Baca Juga: Tengku Marah dengan Analogi Ayam dan Daster, Denny Siregar: Nesuuuuuu

Load More