SuaraRiau.id - Provinsi Riau mempunyai keragaman budaya yang patut dilestarikan, apalagi Kabupaten Siak sebuah negeri bersejarah di tepian sungai. Keberadaannya patut dilestarikan dan digaungkan kepada khalayak ramai.
Tak hanya warisan bangunan bersejarah dan tenunnya, Siak kini punya Batik Siak yang patut diapresiasi.
Seorang warga Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak Provinsi sudah dua tahun menggeluti usaha Batik Siak.
Warga tersebut bernama Deni Apriadi (33). Pemuda yang akrab dipanggil Deni ini awalnya membuat kaos tertemakan tentang Siak. Ketika itu kaos bergambar Istana Siak dan Sultan Siak.
Ia mengaku membuat batik Siak terinspirasi secara spontan. Deni menjelaskan bahwa sepengetahuan dirinya selama ini Siak dikenal dengan tenun, belum ada yang menekuni khusus batik.
"Untuk motif-motif batik idenya saya ambil dari lambang Kerajaan Siak, seperti Naga Bertangkup, Muhammad Bertangkup, Rumah Limas Melayu, Motif tenun dan frame Jendela Istana Siak tempo dulu," ujarnya kepada SuaraRiau.id, Sabtu (31/10/2020).
Namun, ia punya baju batik andalan namanya Malay Heartbeat. Nama itu, kata dia, diartikan sebagai detak jantung Melayu. Dibuat ini ada motif Kerajaan Siaknya dan simbol detak jantung. Desain itu lebih menunjukkan identitas Siak.
Hingga saat ini, dirinya mengaku sudah mendesain 40-an desain batik Siak. Namun menurutnya belum sempat dicetak semua.
"Belum semua saya cetak. Baru stok desain," ujar lelaki beranak 3 tersebut.
Dirinya bersyukur sejauh ini batik motif Siak yang didesain diapresiasi dengan baik. Terbukti banyak yang suka dengan batik itu, karena ada pembeli yang pesan lebih dari sekali.
"Pembeli batik, Alhamdulillah udah sampai keluar Siak, di antaranya Pekanbaru, Dumai juga, walaupun jumlahnya belum banyak," terang Deni.
Keterbatasan produksi
Disinggung soal toko, dirinya mengaku belum punya. Honorer Pemkab Siak ini mengaku menjual produknya hanya lewat media sosial. Pembeli bisa melihat batik hasil karya Deni di Instagram @batik.zen.
"Pembelian masih dengan cara online. Lewat WhatsApp, Facebook dan Instagram," jelasnya.
Deni mengakui keterbatasan produk batik miliknya. Batiknya baru batik printing, itupun menurutnya belum bisa mencetak sendiri. Proses cetak masih di tempat orang.
Menurutnya, dalam mendesain, ia hanya menggunakan notebook. Perangkat itu tentunya tidak direkomendasikan untuk mendesain.
"Tapi saya memanfaatkan alat apa yang ada dulu," cerita Deni.
Selain punya keterbatasan perangkat proses pembuatan batik dirinya juga ingin pemerintah memperhatikan UMKM dengan serius. Apalagi di tengah pandemi saat ini.
Sebab tak hanya usahanya, UMKM yang lain juga terdampak pandemi Covid-19.
Berita Terkait
-
Lestarikan Budaya Lokal, Batik Siger Terus Berkembang Bersama Pemberdayaan Rumah BUMN BRI
-
Daftar Maskapai RI yang Pakai Airbus A320
-
Viral Sebut Batik dari Malaysia, Telusuri Asal-Usul Aisha Retno
-
Bukan Batik Malaysia! Timur Kapadze Dapat Hadiah Batik Indonesia dari Sosok Ini
-
Calon Pelatih Timnas Indonesia Timur Kapadze Salat Jumat di Masjid Istiqlal, Melokal Kenakan Batik
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Tarik Tunai, Berikut Dampak Nyata AgenBRILink di Perbatasan RI-Malaysia
-
Roket Ariane 5 Memungkinkan Masyarakat di Wilayah 3T Mendapat Layanan Perbankan dari BRI
-
Menhut Serahkan SK Indikatif Hutan Adat di Kuansing, Bahtera Alam Ungkap Potensi Besar
-
6 Mobil Bekas 60 Jutaan Kabin Lega: Penumpang Nyaman, Barang Bawaan Aman
-
5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien