Diceritakan Itok, proses karya ini dimulai sejak akhir tahun 2018. Bermula diskusi informal dengan Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Datuk Seri Al Azhar mengenai pengembaraan Panglimo Awang.
Cerita pengembaraan tersebut, lanjut Itok, menjadi perhatian dunia, baik itu sejarawan maupun kaum intelektual lain.
"Disamping diskusi-diskusi kecil, proses pengumpulan bahan dan data yang terkait terus dilaksanakan. Hingga ketemu informasi bahwa Panglimo Awang diklaim sebagai manusia pertama yang berhasil mengelilingi bumi dengan sempurna," terangnya.
Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia sedang giat mengupayakan kebangkitan kembali kejayaan maritime nusantara melalui wacana jalur rempah.
Data yang terkumpul kemudian menjadi materi dasar bagi komposer Riau Rhythm, Rino Dezapati untuk ditafsir menjadi bebunyian dan harmoni karya musik. Selama dua tahun akhirnya Rino Dezapati menciptakan 9 buah repertoar musik yang mengandaikan pengembaraan Panglimo Awang tersebut.
"Karya Awang Menunggang Gelombang ini hasil pembacaan berdasarkan sudut pandang ke-Riau-an. Artinya Panglimo Awang dan pengembaraannya merupakan teks yang bebas untuk ditafsir," kata Itok.
Penciptaan karya ini melalui proses pembacaan terhadap fragmentasi dunia laut nusantara: makro dan mikro kosmos kelautan. Keagungan pengembaraan bagi pelaut Bugis-Makassar dimulai dengan ritual Songka Bala untuk membina koneksi diri dengan alam.
Songka Bala (tolak bala) sendiri menjadi laku prakembara untuk mengatasi ketegangan batin-spiritual dengan rintangan, mengokohkan keyakinan, sekaligus menjadi ikrar yang melandasi keputusan pengembaraan.
Legenda hantu laut Kala Kiwi yang populer di perairan pesisir dan kepulauan Riau hingga laut cina selatan menjadi titik “intip” dunia mistisisme kelautan.
Para pengembara laut sangat menghindari untuk tertidur di tengah laut, karena pada saat itulah, Hantu Laut (Kala Kiwi) menyerang awak kapal.
Berita Terkait
-
Menikmati Mie Rebus Bengkalis, Kuliner Tradisional yang Memikat
-
7 Makanan Khas Riau yang Kaya Rasa dan Sejarah Cocok untuk Wisata Kuliner
-
Bersyukur Berkat Gemblengan Ortunya, Begini Curhatan Menhut Raja Juli
-
Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Pastikan Keandalan PLTS, Pertamina NRE Jadi yang Pertama
-
Bicara Isu Lingkungan, Irjen Herry Heryawan: Konsep Green Policing Solusi Atas Tantangan Zaman
Terpopuler
- Ungkap Alasan Dukung Pemakzulan Gibran, Eks KSAL: Dia Enggak Masuk, Saya Ingin yang Terbaik!
- Mutasi Anak Try Sutrisno Batal Usai Dikaitkan Isu Pemakzulan, Purnawirawan Minta Panglima TNI Cermat
- 5 Rekomendasi Motor Bekas Murah Rp3 Jutaan untuk Pekerja Keras: Pilih yang Irit atau yang Ngebut?
- Selamat Tinggal Ole Romeny dan Marselino Ferdinan, Bos Oxford Kasih Isyarat
- Pemain Asing PSM Makassar: Sepak Bola Indonesia Hanya Cocok untuk Cari Uang, Bukan Main Serius
Pilihan
-
Sejarah Baru! Penjualan Mobil Listrik Kalahkan Mobil Hybrid di Kuartal I 2025
-
Bertemu Presiden FIFA di Vatikan, Jokowi Curhat Kondisi Sepak Bola Indonesia
-
Garuda Indonesia Tak Kuat Bayar Biaya Perawatan Pesawat, Erick Thohir Mau Panggil Wamildan Tsani
-
Persib Bandung Terancam Gagal Juara BRI Liga 1 2024/2025 Gara-gara Persebaya, Begini Hitungannya
-
Jual Data Demi Uang: Warga Bekasi Antre Pindai Retina di Worldcoin
Terkini
-
CEK FAKTA: Kabar Ustaz Abdul Somad Dibaptis di Pantai, Benarkah?
-
Buruan Klik DANA Kaget Hari Ini, untuk Awal Pekan Lebih Cuan
-
Amplop Kejutan Berisi Ratusan Ribu, Segera Klaim DANA Kaget Untukmu
-
Peluang Ekspor Besar, Tangkal Kawung: Gula Aren Makin Digemari
-
Riau Menuju Smartprovince, Gaungkan Literasi Digital Kedepankan Nilai Melayu