SuaraRiau.id - Setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan meninggalkan rumah sakit tempat dia dirawat karena Covid-19, harga minyak naik lebih dari 5 persen pada akhir perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa (6/10/2020) pagi.
Sementara enam ladang minyak dan gas lepas pantai Norwegia ditutup karena lebih banyak pekerja yang bergabung dengan pemogokan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember, melonjak 2,02 dolar AS atau 5,1 persen, menjadi menetap di 41,29 dolar AS per barel.
Selanjutnya, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terangkat 2,17 dolar AS atau 5,9 persen, menjadi ditutup pada 39,22 dolar AS per barel.
"Banyak orang mengira aksi jual minggu lalu berlebihan," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
"Ada banyak asumsi," lanjutnya.
Pada Jumat (2/10/2020) lalu, harga minyak merosot lebih dari empat persen menyusul berita bahwa Trump dinyatakan positif terkena virus corona.
Pada Senin (5/10/2020), Trump mengatakan dia akan meninggalkan rumah sakit militer tempat dia dirawat pada Senin waktu setempat, menambahkan bahwa dia merasa "sangat baik."
Gelombang infeksi telah melanda Gedung Putih empat minggu sebelum pemilihan AS.
Harapan untuk paket stimulus AS untuk melawan dampak ekonomi dari pandemi juga mendukung harga. Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin berbicara melalui telepon selama sekitar satu jam pada Senin (5/10/2020) dan bersiap untuk berbicara lagi pada Selasa waktu setempat.
Minyak juga didukung oleh pemogokan pekerja yang meningkat di Norwegia atas masalah gaji. Enam ladang minyak dan gas lepas pantai Norwegia ditutup.
Pemogokan tersebut akan memotong total kapasitas produksi Norwegia dengan lebih dari 330.000 barel setara minyak per hari, atau sekitar delapan persen dari total produksi, menurut Asosiasi Minyak dan Gas Norwegia (NOG).
"Ini tidak akan memerlukan pengetatan pasokan yang serius di pasar, karena kekhawatiran tentang permintaan dan kekhawatiran kelebihan pasokan baru mendominasi saat ini," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Penurunan produksi Norwegia terutama diimbangi dengan peningkatan produksi di Libya, kata analis.
Produksi minyak Libya telah meningkat menjadi 290.000 barel per hari, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters pada Senin (5/10/2020), hampir tiga kali lebih banyak dari produksinya selama blokade yang dimulai pada Januari dan berakhir pada September.
Berita Terkait
-
3 Fakta Pertemuan Xi Jinping-Trump: China dan AS 'Mesra', Perang Dagang Berakhir Damai?
-
Kenapa Keputusan Trump Buka Suaka Margasatwa Arktik untuk Pengeboran Minyak Tuai Kontroversi?
-
Misteri Lawatan Trump ke Asia: Sinyal Kejutan dari Korut, Kim Jong Un Sudah Menanti?
-
Momen Langka di Kuala Lumpur, Donald Trump dan Prabowo Subianto Hadiri KTT ASEAN
-
Donald Trump: Bertemu Xi Jinping Akan Menghasilkan Kesepakatan Fantastis!
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
5 Pilihan Sunblock Terbaik Melindungi Kulit dari Sengatan Matahari
-
Viral Kisah Bocah Dibuang Orangtua, Jadi Pemulung Demi Hidupi sang Adik
-
Harta Kekayaan SF Hariyanto, Wagub Riau Gantikan Abdul Wahid yang Ditahan KPK
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Berkualitas untuk Keluarga, Harga di Bawah 100 Juta
-
Gubernur Abdul Wahid Tersangka KPK, SF Hariyanto Ganti Pimpin Riau