Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 05 Oktober 2020 | 18:20 WIB
Unggahan Instagram Gatot Nurmantyo. (Instagram/@nurmantyo_gatot)

SuaraRiau.id - Sekretaris Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Riau, Azmi Rozali, menyebut pihaknya bakal mematuhi protokol kesehatan saat deklarasi KAMI Riau digelar pada Jumat (9/10/2020) mendatang.

Menurut Azmi untuk meredam kerumunan orang, pihaknya bakal menepikan opsi deklarasi di tempat terbuka.

"Kita akan lakukan di ruang tertutup, mematuhi protokol kesehatan. Tidak ada alasan deklarasi itu diganggu. Sebab tidak ada konstitusi yang ditabrak, semua berjalan sesuai koridor," urainya kepada Suara.com, Senin (5/10/2020).

Azmi pun berharap deklarasi tersebut tidak mendapat gangguan. Menurutnya jika deklarasi itu menuai gangguan, maka hal tersebut bukan dipicu KAMI Riau. Pasalnya KAMI merupakan gerakan moral untuk menyuarakan orasi, yang sudah dijamin undang-undang.

"Jika ada gangguan, maka penganggu lah yang merusak keamanan di Kota Pekanbaru," tegas mantan Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis ini.

Jika tidak ada halangan, hajatan deklarasi KAMI Riau langsung dihadiri inisiator KAMI mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Sambung Azmi, selain dihadiri pensiunan perwira bintang empat, deklarasi tersebut juga akan dihadiri sejumlah pentolan KAMI.

"Saya tidak bisa menyebut mereka satu persatu. Tapi kalau Pak Din Syamsuddin memang tidak akan datang karena faktor usia. Sebagai gantinya beliau akan menyaksikan via virtual," imbuhnya.

Secara terpisah, Ketua Umum Relawan Jokowi Center, Raya Desmawanto Nainggolan, berharap deklarasi KAMI Provinsi Riau ditunda. Sebab, agenda soliditas bangsa lebih penting dalam menghadapi Covid-19.

"KAMI menahan diri dulu lah, nanti setelah situasi kembali normal baru bikin deklarasi. Kan di Lombok,Karawang dan Surabaya sudah ditolak. Mestinya kalau sudah ditolak sebagian kelompok masyarakat (ditunda dulu). Ini kan bisa memicu konflik."

Sebut Raya, sejak munculnya KAMI ada kecendrungan masyarakat mengalami pembelahan. Ini terlihat dari munculnya pro dan kontra ditengah masyarakat terhadap KAMI, sehingga menjurus kegaduhan.

"Presiden Jokowi sudah mengatakan agar jangan membuat kegaduhan ditengah pandemi. Kalau bisa KAMI tidak membuat kerumunan, menciptakan situasi riuh, dan memancing orang bereaksi kontraproduktif," pungkasnya.

Kontributor: Satria Kurnia

Load More