SuaraRiau.id - Ikan salai merupakan salah satu bahan kuliner khas di Riau. Ikan salai bisa diolah menjadi berbagai menu spesial.
Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, permintaan akan ikan asap ini justru makin meningkat.
Hal tersebut dikatakan Suhaimi, salah satu pelopor perikanan ikan salai di sentra bisnis ikan patin di Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar.
“Dampak pandemi di Koto Masjid tidak terlalu terasa karena kita memproduksi kebutuhan penting masyarakat, yaitu ikan asap yang jadi alternatif untuk makanan pada masa pandemi,” ungkapnya seperti yang dikutip Antara, Rabu (16/9/2020).
Suhaimi mengatakan produksi ikan salai kini menyerap bahan baku ikan patin segar sekitar 240 ton dalam sebulan.
Jumlah itu ada sekitar 3-5 persen dari total produksi ikan segar di desa berjuluk Kampung Patin tersebut.
Luas areal kolam di desa tersebut sekitar 120-150 hektare yang mayoritas dikelola warga setempat. Setiap hektare bisa terdiri dari delapan kolam patin.
Dalam sehari warga setempat bisa memanen 12 hingga 15 ton ikan segar, sehingga jumlah panen rata-rata mencapai 360 sampai 450 ton dalam sebulan.
Perikanan ikan tawar di Desa Koto Masjid dimulai sejak awal tahun 2000 dan sudah terintegrasi mulai dari pembibitan, pembuatan pakan, kolam ikan, hingga pengolahan jadi barang bahan makanan seperti ikan salai, abon ikan, nuget dan bakso ikan.
Ikan salai dari Kampung Patin tersebut dijual dengan harga Rp 70 ribu per kilogram, jauh lebih murah daripada ikan salai dari ikan sungai lainnya yang harganya ratusan ribu per kilogram.
“Justru di masa pandemi pembelian ikan asap lebih stabil karena harganya murah. Ikan salai juga tahan lama sehingga orang tidak perlu setiap hari ke pasar untuk belanja pada masa pandemi ini,” ujarnya.
Diversifikasi produk di bagian hilir membuat hasil panen kolam warga terserap langsung untuk pengolahan ikan salai.
Harga jual ikan salai juga lebih tinggi daripada menjual ikan segar yang mencapai Rp 14.500 per kilogram.
Di desa tersebut terdapat 10 usaha pengasapan ikan yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 150 orang.
Selain harganya yang murah, ikan salai dari patin terkenal karena kelezatannya dengan karakteristik dagingnya yang lebih lembut dan gurih.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
5 Fakta Unik Nasi Tumpang Lethok, Kuliner Klaten yang Bikin Ketagihan
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Kerahkan 1.000 Relawan BUMN Peduli Bencana ke Tiga Provinsi di Sumatra
-
Dirut BRI: Fokus pada Fase Tanggap Darurat dan Mendukung Proses Pemulihan Pascabencana
-
CEOR: Teknologi Injeksi Kimia untuk Dongkrak Produksi Minyak di Lapangan Tua
-
BRI dan Danantara Bersinergi Bantu Korban Bencana Alam di Pulau Sumatra
-
5 Mobil Suzuki Bekas 50 Jutaan, Mesin Terkenal Bandel dan Perawatan Mudah