SuaraRiau.id - Jalan lintas Riau-Sumatera Barat (Sumbar) longsor memakan korban jiwa, selain membuat akses lumpuh total akibat timbunan tanah, Selasa (26/12/2023).
Seorang pengendara sepeda motor bernama Danu meninggal dunia akibat tertimbun material longsor di Kabupaten Limapuluh Kota.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Limapuluh Kota, Ikhsan menyatakan jika korban tewas saat melintas jalan lintas Riau-Sumbar yang longsor tersebut.
"Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota menewaskan seorang pengendara yang sedang melintas," ungkapnya.
Ikhsan menyampaikan jika banjir dan tanah longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur Kabupaten Limapuluh Kota sejak Senin (25/12/2023) malam hingga Selasa (26/12/2023) pagi.
Adapun lokasi bencana yakni Kecamatan Harau, Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kecamatan Bukit Barisan.
Informasi yang dihimpun Pusdalops BPBD Limapuluh Kota, terdapat delapan titik longsor di jalur jalan nasional Sumatera Barat-Riau yang terdiri atas dua titik di NagariHarau, enam titik di Nagari Koto Alam, dan satu titik di Nagari Maek.
Hingga pukul 15.00 WIB tim gabungan yang terdiri atas BPBD Limapuluh Kota, TNI dan Polri terus mengevakuasi material longsor dengan cara manual serta dengan bantuan alat berat.
Dampak sementara akibat bencana tersebut satu unit rumah di Nagari Maek rusak berat tertimpa material longsor, sekitar 15 meter badan jalan lintas Sumbar-Riau tergerus, empat titik jalan lintas Sumbar-Riau tertutup material dan sarana wisata Lembah Harau terendam banjir.
Selain itu, tim BPBD Limapuluh Kota juga belum bisa mencapai lokasi banjir di Kecamatan Pangkalan Koto Baru akibat akses jalan menuju lokasi putus total tertimbun material longsor.
"Untuk sementara kami masih terkendala pendataan dampak banjir di Kecamatan Pangkalan karena rekan-rekan di lapangan masih terkurung longsor di Jalan Lintas Sumatera Barat-Riau," kata dia.
Untuk mengantisipasi banjir susulan BPBD setempat berkoordinasi dengan PLN Nusantara Power Koto Panjang, terkait penambahan bukaan pintu pelimpah air waduk (spillway gate).
"Hal ini dilakukan untuk mengurangi naiknya elevasi waduk PLTA Koto Panjang sehubungan dengan masih tingginya curah hujan di sisi hulu," jelas dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Tanah Longsor di Tasikmalaya, Tim SAR Cari 2 Warga yang Tertimbun
-
Bakal Kunjungi TKP Longsor Tambang di Cirebon, Bahlil Buka Peluang Evaluasi Total
-
Mengejutkan! 176 Titik Tambang Ilegal Teridentifikasi di 17 Wilayah Jabar
-
Longsor Tambang Galian Gunung Kuda, Korban Meninggal Bertambah Jadi 17 Orang
-
Buntut Longsor Tambang Batu Cirebon, DPR Desak Hal Ini ke Pemerintah
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 30 Juni: Ada Emote Keren dan Bundle Menarik
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
Pilihan
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Produk Lokal: Ringan dan Nyaman, Harga Mulai Rp400 Ribuan
-
Kena 'Penyakit' Klub Indonesia, Bekas Tim Joey Pelupessy Terancam Kehilangan Seluruh Pemain!
-
Serangan Israel di Gaza Renggut Nyawa Direktur RS Indonesia, Militer Zionis Incar Tenaga Medis
-
6 Rekomendasi HP Murah 1 Jutaan dengan RAM 8 GB, Kamera Terbaik 50 MP!
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
Terkini
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Produk Lokal: Ringan dan Nyaman, Harga Mulai Rp400 Ribuan
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
-
Heboh Typo Ucapan Hari Bhayangkara ke-79 dari Pemprov Riau, Kok Bisa?
-
5 Rekomendasi Parfum Murah Wangi Tahan Lama, Cocok untuk Pelajar dan Mahasiswa
-
Buruan Klaim 5 Amplop DANA Kaget Asli Ini, Waspada Link Mencurigakan