Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 27 Oktober 2022 | 22:20 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau minyak goreng curah di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (16/6/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraRiau.id - Zulkifli Hasan menyebut harga minyak goreng curah yang sempat melambung mengalami penurunan setelah dirinya menjadi Menteri Perdagangan (Mendag) ditunjuk Presiden Joko Widodo .

Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat memberikan sambutan secara virtual dalam Rapat Koordinasi Pengendalian (Rakordal) Triwulan III DIY di Yogyakarta, Kamis (27/10/2022).

"Saat saya ditunjuk sebagai menteri perdagangan harga rata-rata nasional minyak goreng curah Rp16.400 per liter, saat ini harganya telah turun hingga 16,46 persen di bawah Rp14.000 per liter," katanya dikutip dari Antara, Kamis (27/10/2022).

Menurut Zulkifli Hasan, berdasarkan pantauan Kemendag, harga kebutuhan pokok relatif stabil bahkan menunjukkan tren penurunan, sementara minyak goreng tercatat telah mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut.

Ia menuturkan penurunan harga minyak goreng di Tanah Air turut didorong terlaksananya program Minyak Kita yang telah ia luncurkan bersinergi dengan pemerintah daerah, termasuk DIY.

"Saat saya mengunjungi Pasar Wates di Kulon Progo, Agustus lalu, Minyak Kita sudah saya temui di pasaran, untuk itu saya ucapkan apresiasi tertinggi bagi teman-teman yang sigap melakukan program stabilisasi harga demi memberikan harga bahan pokok yang terjangkau bagi masyarakat," ujar dia.

Tidak berhenti pada Program Minyak Kita, Zulkifli kemudian memberikan penugasan pada Perum Bulog untuk memperkuat cadangan beras pemerintah dan mengoptimalkan pelaksanaan Program KPSH beras medium untuk menstabilkan harga beras.

"Selanjutnya menugaskan Bulog untuk meneruskan program pemberian bantuan kedelai hingga Desember 2022 mendatang, juga jagung guna meringankan beban pengrajin tahu, juga tempe di tengah kenaikan harga kedelai dunia yang lumayan tinggi," kata dia.

Zulkifli menuturkan lonjakan harga minyak goreng serta komoditas pokok lainnya sebelumnya dipicu meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat setelah kasus COVID-19 melandai sehingga permintaan tinggi.

Peningkatan permintaan dunia, kata dia, berdampak pada kenaikan harga komoditas dalam skala global dibandingkan sebelum pandemi.

"Terjadi kenaikan signifikan pada harga dunia untuk gandum, kedelai, sapi bakalan, gula bahkan paling besar terjadi kenaikan pada komoditas CPO," ujar dia.

Karena itu, ia meminta pemerintah daerah terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.

"Menjaga stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan barang kebutuhan pokok dan barang-barang peting merupakan prioritas utama pemerintah karena hal ini sangat erat kaitannya dengan pengendalian inflasi guna menjaga daya beli masyarakat kita," tegas dia. (Antara)

Load More