Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi KDRT. (pexels/KarolinaGrabowska)

SuaraRiau.id - KDRT tak hanya berupa kekerasan fisik, tetapi juga berupa serangan secara psikis, emosional, dan tindakan lainnya yang bias mempengaruhi mental seseorang.

KDRT tak hanya dialami perempuan, bisa saja juga terjadi pada laki-laki atau anak-anak bahkan orang tua.

Namun, permasalahannya banyak orang yang kesulitan keluar dari lingkaran pelaku kekerasan.

Melansir Hersstory, berikut 3 fase yang terjadi dalam KDRT hingga membuat korbannya sulit keluar dari lingkaran kekerasan dalam rumah tangga Moms!

Baca Juga: Gara-gara Kasus KDRT, Riuh Warganet Sebut Rizky Billar Beban Lesti Kejora

1. Fase ketegangan
Pada fase ketegangan, mulai menumpuk banyak permasalahan yang dapat membuat pelaku kekerasan merasa stres dan frustasi. Fase ini akan berlanjut pada hilangnya pengendalian diri serta emosi pelaku.

Pada fase tersebut, biasanya korban KDRT akan mencoba untuk meredam ketegangan yang terjadi. Korban juga akan merasakan cemas yang berlebih karena takut membuat pasangannya menjadi marah.


2. Fase kekerasan

Demi melepaskan ketegangan yang terjadi, pelaku KDRT akan mulai menghilangkan kendali diri mereka dengan meluapkan segala amarah seperti membanting barang-barang, mengancam akan menyakiti, hingga melakukan kekerasan mental bahkan fisik kepada korbannya.

Pelaku kekerasan akan mengalihkan kesalahan yang diperbuatnya dengan menyalahkan korbannya karena telah menyulut emosinya hingga membuatnya merasa sangat marah.

Baca Juga: Rossa Ungkap Foto Terkini Lesti Kejora Setelah Mengalami Dugaan KDRT

3. Fase penyelesaian atau bulan madu

Load More