Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Minggu, 25 September 2022 | 18:47 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pasar Olilit, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Jumat (2/9/2022). [Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden]

Pasalnya Pastor Troy menyinggung soal pentingnya memeriksa asal-usul sebuah informasi dalam homilinya, dengan membawa contoh seandainya ada kabar Jokowi ingin pindah agama.

Berikut adalah transkrip narasi yang disampaikan Pastor Troy selengkapnya:

"Bapak Presiden Joko Widodo menyatakan keinginannya untuk pindah agama menjadi Katolik. Ini menggemparkan, mendengar berita ini Anda pasti kaget dan terheran-heran penuh tanya.

Dan pertanyaan yang paling kuat muncul adalah: Dari mana asal berita itu? Siapa yang bilang? Siapa yang beritakan? Sumbernya dari mana?

Kalau saya bilang sumbernya dari petani di Modoinding, maka Anda akan mulai meragukannya atau malah menjadi tidak percaya. Tetapi kalau saya bilang sumbernya dari Istana Negara atau Sekretariat Negara, maka Anda bisa yakin akan hal itu.

Saudara saudari sekalian, ini hanya ilustrasi dan berlaku untuk informasi yang kita dapat setiap hari. Kita akan selalu bertanya tentang informasi itu berasal."

Dengan demikian, dapat disimpulkan bila pernyataan kontroversial Pastor Troy sebenarnya adalah contoh atau ilustrasi mengenai pentingnya mempertayakan kredibilitas sebuah informasi.

Lewat ceramahnya, Pastor Troy malah mengajak para jemaatnya untuk mempertanyakan kebenaran informasi dengan menelusuri secermat mungkin sumbernya.

Dengan demikian narasi pada klip yang menyatakan Jokowi ingin pindah agama ke Katolik adalah kurang tepat, lantaran pernyataan itu hanya dimaksudkan sebagai ilustrasi dari pentingnya memastikan kebenaran sebuah informasi.

Video yang beredar telah dipotong tanpa menyertakan penjelasan bahwa itu hanyalah contoh belaka. Informasi inilah yang perlu diluruskan agar homili Pastor Troy tidak dipelintir.

Load More