SuaraRiau.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan pemerataan distribusi guru di Indonesia perlu dilakukan dengan optimalisasi sinergi antarkementerian, termasuk Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi juga Badan Kepegawaian Negara.
"Bagaimana distribusi itu dilakukan, bagaimana kita bisa mengoptimalkan sinergi antara suplai dan demand yang melibatkan unsur Kemendagri, Kemendikbudristek, Kemenpan RB dan BKN," kata Direktur Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Rachmadi Widdiharto, dilansir ANTARA, Rabu (27/10/2021).
Sementara, pemerintah daerah adalah pihak yang lebih memahami pemetaan kebutuhan di masing-masing daerah. Kemendikbudristek berkontribusi dalam membina dan menyiapkan guru yang memenuhi kompetensi.
Rachmadi menjelaskan, distribusi guru yang tidak merata terkait dengan kebutuhan dan ketersediaan tenaga pendidik, seperti Pulau Jawa yang penduduknya padat sehingga butuh lebih banyak pengajar.
Pemerintah pusat sebelumnya sudah menyediakan 1.002.616 formasi untuk guru Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dari kuota tersebut, pemerintah daerah kemudian mengajukan sekitar 506.252 formasi yang disepakati dengan pemerintah pusat, hanya 322.665 yang mendapatkan pelamar pada ujian pertama.
"Itu baru tahap pertama, diharapkan seleksi kedua dan ketiga bisa dioptimalkan, lebih diberdayakan," kata dia.
Pada awal Oktober, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengumumkan 173.329 guru honorer lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Mereka berhasil lulus formasi pada ujian pertama dan akan segera diangkat menjadi guru PPPK.
Dengan demikian, 53,7 persen formasi guru telah terisi dari 322.665 formasi guru ASN PPPK dengan pelamar pada ujian seleksi pertama.
Bagi guru honorer yang belum lolos pada tahap pertama, Nadiem mengatakan, pemerintah memberikan tiga kali kesempatan ujian untuk guru honorer. Guru honorer yang belum beruntung tersebut bisa mengikuti ujian pada tahun ini atau tahun depan.
Baca Juga: Siswa SMP Negeri Padang Panjang Meninggal Dianiaya Guru Bahasa Inggris
“Bagi guru honorer yang lolos passing grade, tapi tidak mendapatkan formasi pada tahap pertama, pada tahap kedua dan ketiga akan ada optimalisasi formasi yang mendukung dan membantu guru tersebut menemukan formasi,” kata Nadiem.
Sementara bagi guru yang lolos passing grade, bisa mengikuti registrasi tahap kedua dan ketiga tanpa mengikuti tes lagi. Tapi, diperbolehkan jika ingin mengikuti tes seleksi lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Viral Surat Pernyataan Tak Gugat Jika Keracunan MBG, Badan Gizi Nasional Buka Suara
-
8 Link DANA Kaget Hari Ini, Jangan Sampai Cuan Terlewatkan!
-
Raffi Ahmad Disebut Tolak Jabatan Menpora, Nagita Slavina Sudah Wanti-wanti
-
5 Lip Serum yang Bagus dan Aman untuk Memerahkan Bibir
-
Buruan Klaim 5 Link DANA Kaget Terbaru, Pastikan Saldonya Jadi Milikmu