Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 25 September 2021 | 07:10 WIB
Giring Nidji. (Suara.com/Ismail)

SuaraRiau.id - Pernyataan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha yang mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ternyata menuai polemik.

Meskipun sikap Giring terhadap Anies Baswedan banyak yang mendukung, namun tak sedikit kalangan yang menanggapi berbeda.

Menurut pengamat politik, Ubedilah Badrun, Giring Ganesha ingin naik kelas dari penyanyi menjadi politikus dengan mengkritik Anies Baswedan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) menjawab pertanyaan dari wartawan setibanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/9/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Ubedilah menyebut bahwa narasi kritikan Giring terkait Formula E yang diinisiasi Anies itu, hanyalah sebagai eskalator bagi mantan vokalis band Nidji tersebut untuk mencoba mendompleng menuju pesta politik 2024.

“Di arena politik, Giring ini jika boleh diposisikan kira-kira bisa dikategorikan masih politikus bau kencur. Cara Giring merugikan partainya sendiri,” ujarnya dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat (24/9/2021).

Ubedilah juga menyampakan bahwa Giring eks Nidji itu telah berkampanye berbulan-bulan namun tak satupun lembaga survei menempatkan Giring masuk dalam 10 besar capres.

“Katanya ingin jadi Presiden 2024?” tutur Ubedilah.

Ia menganggap, Giring sengaja menyerang Anies Baswedan agar bisa menjadi pembicaraan publik.

Sebab, kata Ubedilah, sosok yang diserang memiliki kekuatan yang sangat besar di DKI Jakarta.

“Sayangnya narasi kritik yang dilontarkan Giring justru menjadi bumerang pada dirinya karena menggunakan diksi politik kebencian pada subyek Anies Baswedan,” jelas dia.

Lebih lanjut, Ubedilah juga menilai bahwa data yang dipaparkan oleh Giring saat mengkritik Anies tidak komprehensif. Alhasil, justru Giring yang kini balik dikritik banyak pihak.

Pengamat politik itu lantas menyarankan elite PSI untuk mempertanyakan sikap Giring ini sebagai pernyataan Plt ketum partai atau hanya egoisme pribadi Giring.

“Ekspresinya emosional dengan menggunakan diksi pembohong dan gagal tetapi tidak menggunakan data yang komprehensif ketika menilai Anies Baswedan sebagai Gubernur,” sebutnya.

Ubedilah pun menilai bahwa apa yang dipaparkan oleh Giring Ganesha tidak cukup untuk membuat kesimpulan egoistik dan menyebut Anies Baswedan adalah seorang pembohong.

“Saya mencermati apa yang dilakukan Giring terlihat sebagai upaya untuk menaikan popularitas dirinya di arena politik karena narasinya tak diperhitungkan oleh pentas politik nasional,” tegas Ubedilah.

Load More