Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 06 September 2021 | 19:10 WIB
KSAD Jenderal Andika Perkasa. [Muhammad Moeslim/suara.com]

“Doktrin harus diubah, karena sudah beda. Beda zaman sebelum Pak Hadi, Hadi, lalu yang sekarang, poros maritim dunia jangan ditinggalkan,” katanya.

Apalagi, kata dia, ke depan kasus Laut China Selatan bakal makin menajam, termasuk lahirnya proxy baru, seperti Pakistan, India, dan Afghanistan.

Load More