Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 30 Juni 2021 | 08:45 WIB
Korban KMP Yunicee tenggelam (ist)

SuaraRiau.id - KMP Yunicee mengangkut 41 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK) dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.

Dari 53 penumpang KMP Yunicee tenggelam termasuk ABK, ada enam korban ditemukan meninggal, 33 penumpang ditemukan selamat.

Sementara hingga Selasa (29/6/2021) malam, ada 14 orang lainnya masih dalam pencarian tim SAR gabungan.

KMP Yunicee yang mengalami kecelakaan di laut Selat Bali diduga terseret arus laut dan gelombang tinggi empat meter lalu tenggelam.

Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi, Banyuwangi, Letkol Marinir Benyamin Ginting

"Tadi kami sempat melakukan pencarian korban di laut, gelombang tinggi mencapai tiga hingga empat meter, kemungkinan ini (gelombang) yang menyeret kapal dan tenggelam," ujar Benyamin dikutip dari Antara, Selasa (29/6) tengah malam.

Saat melakukan pencarian bersama dengan tim SAR gabungan lainnya, pihaknya juga mengevakuasi ABK, yakni kepala kamar mesin KMP Yunicee, yang terombang ambing di tengah laut Selat Bali.

Menurut Benyamin, dari kepala kamar mesin tersebut diperoleh keterangan bahwa seluruh penumpang kapal dipastikan menggunakan baju pelampung. Besar kemungkinan 14 orang penumpang yang belum ditemukan bisa selamat.

"Dalam pencarian kami menemukan kepala kamar mesin dan menyampaikan semua penumpang menggunakan life jacket. Besar kemungkinan masih bisa ditemukan selamat, meskipun ada enam penumpang yang ditemukan meninggal," katanya.

Kepala kamar mesin KMP Yunicee yang ditemukan selamat itu juga menyampaikan bahwa sebelum kapal tenggelam terseret arus laut dan ombak tinggi ke arah selatan Pelabuhan Gilimanuk.

"Kepala kamar mesin menjelaskan kepada kami, kapal tersebut yang parkir dan menunggu antrean terseret arus . Karena ombaknya besar, kemampuan mesin tidak bisa mengimbangi tingginya gelombang dan terseret, Sekitar lima menit kapal miring dan tenggelam ke sisi kiri," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan pada Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) XI Jawa Timur Rocky Surentu mengatakan KMP Yunicee masih laik dan dari manifest tidak ada dugaan kelebihan muatan.

"Di Ketapang kondisi ombak tidak tinggi, dan di tengah (Selat Bali) gelombang tinggi. Mengenai muatan kapal juga sesuai," ujarnya. (Antara)

Load More