Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 24 Mei 2021 | 15:36 WIB
Ilustrasi peti mati atau peti jenazah. (Pixabay/carolynabooth)

"Disuruh tunggu, waktu diundur-undur oleh pihak rumah sakit, harusnya pada Sabtu (23/5/2021) pukul 20.00 WIB jenazah sudah bisa dibawa, kemudian diundur lagi hingga keesokan harinya," sambungnya.

Namun keesokan harinya ketika hendak dijemput, pihak keluarga mendapatkan informasi yang tak masuk akal, jenazah sudah tertukar dan saat ini sudah menjadi abu karena telah dikremasi.

Hal ini yang membuat keluarga almarhum meradang. Mereka meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit. Keluarga tak terima dengan sejumlah penjelasan yang disampaikan pihak rumah sakit.

Sebelumnya diberitakan, Jenazah tertukar di RS Bhayangkara Batam. Jenazah tersebut milik warga melayu beragama muslim tertukar dengan jenazah warga tionghoa non muslim.

Namun jenazah muslim malah sudah dikremasi oleh pihak keluarga yang beragama non muslim. Diperkirakan pihak keluarga lainnya tersebut tidak memeriksa sebelum dilakukan kremasi, karena diduga jenazah dalam kondisi Covid sebelum meninggal.

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri Dokter Novita ketika dikonfirmasi enggan memberikan komentar terhadap peristiwa tersebut.

"Langsung ke Kabidhumas saja biar satu pintu," ujar Dokter Novita ketika dikonfirmasi via WhatsApp, Minggu (23/5/2021) malam.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt belum membalas pesan WhatsApp yang telah dilayangkan oleh Batamnews.

Pantauan di lokasi Rumah Sakit di Batam malam tadi, puluhan personel polisi tampak berjaga ketat karena pihak keluarga yang tak terima.

Pihak keluarga menuntut pihak rumah sakit bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Sebuah kendaraan water canon pun disiapkan polisi untuk berjaga-jaga dari kejadian yang tak diinginkan.

Seorang pihak keluarga mengaku tak terima dengan kejadian tersebut.

Load More