Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 23 Maret 2021 | 10:22 WIB
Buaya moncong panjang atau sinyulong di kebun sawit milik warga Kuantan Singingi (Kuansing). [Ist]

SuaraRiau.id - Seekor buaya moncong panjang atau sinyulong ditemukan di kebun sawit milik warga di Desa Jake, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuantan Singingi (Kuansing) pada Jumat, 19 Maret 2021 lalu.

Pemilik kebun sawit bernama Helpi Tri Andika terkejut lantaran hewan yang dikenal pemakan ikan tersebut berada di parit gajah kebunnya.

Dari keterangannya kepada seorang anggota Polres Kuansing, Bripka Epit Yulius, awalnya pemilik kebun Helpi Tri Andika menebas semak yang ada dalam parit gajah.

"Saat tengah asik menebas (membersihkan parit gajah,red), tiba-tiba dia dikejutkan dengan penampakan seekor buaya sedang berada dalam parit gajah," cerita Bripka Epit Yulius dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com.

Lalu warga tersebut menangkap buaya itu dan dibawa ke pondok kebun sawit.

"Hari Jumat (19/3/2021) itu ditemukan, lalu dia bawa buaya tersebut. Karena ada cerita dari keluarganya kalau dulu Datuknya seorang pawang buaya, mana tahu nanti berubah, maka dibiarkan buaya itu bermalam di kebunnya," kata Epit mendengarkan cerita warga tersebut.

Melihat buaya tersebut tidak berubah setelah beberapa hari dibiarkan. Maka warga tersebut minta buaya Sinyulong diserahkan kepada pihak berwenang.

"Maka saya bantu hubungkan dengan pihak BBKSDA, dan tadi (Senin,red) buaya tersebut sudah dijemput oleh pihak BBKSDA," kata Bripka Epit.

Buaya tersebut panjangnya lebih kurang 1,5 meter.

"Kalau di kampung namanya buaya Julung-Julung, moncongnya memang panjang," katanya.

Dia menambahkan, cukup banyak yang terheran-heran kenapa buaya ini bisa berada dalam parit gajah kebun sawit milik warga tersebut.

"Banyak yang heran kenapa buaya ini bisa berada di parit gajah kebun milik warga. Karena sungai cukup jauh di sana jaraknya ada 3,5 kilometer," katanya.

Mengutip Wikipedia, panjang buaya jenis ini bisa mencapai 3,5 meter. Bentuk moncong runcing serta sempit. Dan habitat aslinya banyak ditemukan di sungai-sungai pedalaman Sulawesi, Sumatra maupun Kalimantan.

Di sepanjang Sumatera bagian timur, jumlah mereka terus berkurang sebesar 30-40% karena perburuan, penebangan, kebakaran, dan pertanian. Spesies ini terdaftar sebagai Rentan pada Daftar Merah IUCN, karena populasi global diperkirakan hanya kurang dari 2.500 individu dewasa.

Load More