SuaraRiau.id - Ustaz Tengku Zulkarnain dikenal aktif di media sosial. Sejak itu, sejumlah kalangan meragukan keilmuan mantan Wasekjen MUI itu.
Di akunnya, Tengku Zul dianggap lebih sering bicara membahas politik nasional, ketimbang tentang agama atau hal lain menyangkut keislaman. Namun Tengku Zul justru lebih sering membahas politik nasional.
Baru-baru ini, ada warganet yang bertanya kepada Tengku Zulkarnain, terkait asal sebutan 'ustaz' kepada Tengku Zul.
“Saya juga mau tanya, Anda dapat label ustaz dari mana? Kok tiba-tiba ada label ustaz? Heran, kok bisa? Dah, gitu aja,” tanya warganet bernama Indonesia Merdeka kepada Tengku Zul, dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Jumat (19/2/2021).
Membaca pertanyaan tersebut, Tengku Zul tak tinggal diam. Ia kemudian mengomentari cuitan bernada santai.
Penceramah yang kerap mengenakan sorban putih itu mengklaim, bahwa sejak usia 16 tahun, dirinya sudah dipanggil ‘ustaz’ oleh penduduk di kampungnya.
“Alhamdulillah, sejak usia 16 tahun, sekampung saya manggil saya mas ustaz, apalagi sekarang,” respons Tengku Zul melalui akun @ustadtengkuzul.
Diketahui, sebelum menjabat di Majelis Ulama Indonesia, Tengku Zul mengaku sudah memulai kegiatan dakwahnya sejak kecil. Kala itu, kecintaannya pada Islam, membuat masa kecilnya dihabiskan untuk belajar dan mengajar.
Dalam video berjudul 'Ustaz Tengku Zulkarnain dari Musisi jadi Dai' di saluran Youtube Fadli Zon, Tengku Zul mengatakan, perjalanan dakwahnya dimulai saat masa orde baru.
Pada mulanya, dia berangkat dari satu acara ke acara lain di daerahnya. Lalu lama-lama mulai berani berdakwah di masjid-masjid besar.
Perjalanan rohaninya tersebut membawa Tengku Zul pada dunia akademis atau pendidikan secara formal. Bahkan, di usianya yang masih muda, dia sudah diangkat sebagai pengajar di sekolah Islam.
“Umur 16 tahun itu saya diangkat sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Tanjungsari. Jadi di situ, saya memang sudah mulai dakwah,” terangnya kepada Fadli Zon.
Tengku Zul dalam kesempatan itu mengatakan, ada perubahan stigma semenjak Jokowi menjabat sebagai presiden. Kini, ruang geraknya untuk berdakwah, mulai dibatasi. Dia tidak lagi bisa berceramah di BUMN, Kementerian, dan lokasi-lokasi strategis lainnya. Bahkan, nama dia dicoret dari daftar penceramah Masjid Istiqlal.
Kenyataan tersebut, kata dia, berbeda dengan masa kepemimpinan presiden terdahulu. Sebab, saat Indonesia dipimpin Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono, tidak ada penangkapan ulama atas dasar penghinaan atau terlalu keras saat berdakwah.
“Sekarang hak bersuara masyarakat dikontrol ketat. Ngomong apa-apa saja disangka mau menggulingkan presiden. Enggak ada urusannya, itu kita menyampaikan pendapat kita secara lisan dan tulisan bukan karena mau menggulingkan presiden, tapi dijamin oleh konstitusi,” kata dia.
Berita Terkait
-
DPR Ajak Publik Kritisi Buku Sejarah Baru, Minta Pemerintah Terbuka untuk Ini...
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
-
Warganet Kritik Keterlibatan Dian Sastro di Film Laut Bercerita, Mengapa?
-
Aurel Hermansyah Ajak Ameena Nonton Konser BLACKPINK, Netizen Malah Ribut?
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 70 Jutaan: Pilihan Logis, Kabin Nyaman dan Efisien
-
4 Mobil Keluarga Bekas dengan Pajak Murah, Irit BBM dan Hemat Perawatan
-
Tanggapan Plt Gubernur Riau SF Hariyanto usai Rumahnya Digeledah KPK
-
5 Mobil Eropa Bekas di Bawah 100 Juta, Kemewahan dengan Performa Juara
-
SF Hariyanto Segera Diperiksa KPK Terkait Temuan Dolar saat Penggeledahan