Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 15 Januari 2021 | 16:50 WIB
Pekerja dengan penjagaan petugas kepolisian melakukan bongkar muat Envirotainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (31/12/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]

SuaraRiau.id - China mendukung Indonesia sebagai pusat produksi vaksin regional. Hal tersebut membuat kedua negara bisa berkontribusi terhadap pembangunan kesehatan umat manusia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian menjelaskan perhatian itu usai mendapat laporan Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Sinovac produksi negaranya.

"Saya telah memperhatikan laporan tersebut (siaran langsung Presiden Indonesia Joko Widodo disuntik vaksin Sinovac). China dan Indonesia merupakan mitra strategis penting," kata Zhao Lijian dikutip dari Antara di Beijing, Jumat (15/1/2021).

Disampaikan Zhao, kerja sama vaksin kedua negara tersebut menunjukkan adanya saling percaya dalam menjalin kerja sama praktis dan strategis.

"Oleh karena itu, China siap meningkatkan kerja sama penelitian dan pengembangan, produksi, dan pengadaan vaksin," ujarnya.

Sebelumnya China juga mengajak Indonesia untuk bersama-sama mendukung ketersediaan dan keterjangkauan vaksin Covid-19 di negara-negara berkembang dan negara-negara Islam.

Pernyataan tersebut disampaikan (MFA) untuk menanggapi dikeluarkannya sertifikat halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac.

Pihak Sinovac sendiri makin percaya diri atas vaksin yang dikembangkannya setelah penyuntikan terhadap Presiden Jokowi mendapatkan perhatian publik, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di berbagai negara.

Bahkan, peristiwa tersebut tidak luput dari sorotan media-media di China.

Vaksin CoronaVac (buatan Sinovac) efektif dan aman, demikian pernyataan CEO Sinovac Biontech Yin Weidong dalam jumpa pers di Beijing setelah menyaksikan vaksinasi terhadap Presiden Jokowi pada Rabu (13/1/2021) itu.

Menurut dia, vaksin yang sampai saat ini masih menjalani uji klinis tahap ketiga di Brazil, Turki, dan Indonesia itu menunjukkan hasil yang bervariasi tergantung kondisi masyarakat ketiga negara.

Yin menyebut, di Turki efikasinya 91,3 persen. Sedangkan di China dan Indonesia bisa mengatasi kasus infeksi ringan, masing-masing 78 persen dan 65,3 persen. (Antara)

Load More