Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 14 Oktober 2020 | 14:34 WIB
Ilustrasi pemakaman pasien covid-19 (Antara)

SuaraRiau.id - Keluarga pasien yang meninggal atas nama almarhum Sudirman, Desi Ratnasari merasa tidak puas dan tak terima soal perbedaan data. Perbedaan data tersebut dikeluarkan RSUD Arifin Achmad dan RS Santa Maria terkait hasil dari swab almarhum ayahnya itu.

Diketahui, Sudirman warga jalan Palaraya, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai meninggal di RS Santa Maria, Senin (12/10/2020) dan dikonfirmasi positif Covid-19.

Dari hasil tes swab yang dikeluarkan oleh RS Santa Maria, identitas Sudirman dari tanggal lahir persis dengan tanggal lahir Sudirman yakni 31 Desember 1952 sesuai dengan KTP asli.

Tapi saat hasil swab kedua yang dikeluarkan di RSUD Arifin Achmad, Senin (12/10/2020), sangat jauh berbeda dari tanggal lahir, Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan tahun lahir almarhum Sudirman.

RSUD Arifin Achmad mencatat tanggal lahir almarhum Sudirman yang sudah dinyatakan Positif Covid-19 adalah 25 Oktober 1972, dengan nomor NIK berbeda dengan data Sudirman yang asli.

"Saya kaget, kok data orang tua saya berbeda dari yang dikeluarkan RS Santa Maria berbeda dengan RSUD Arifin Achmad, baik itu no NIK, tanggal, bulan dan tahun lahir," ucap Desi kepada Riauonline.co.id-jaringan Suara.com, Rabu (14/10/2020).

Menurutnya, RSUD Arifin Achmad juga mengeluarkan hasil swab Sudirman setelah perawat RS Santa Maria memberi sampel untuk diperiksa.

Tidak sampai disitu, Desi juga sangat menyayangkan pelayanan tenaga kesehatan karena ketika melakukan tes Swab kedua tidak memberi tahu pihak keluarga.

"Saat tes swab pertama, kami pihak keluarga diberi tahu, namun saat tes Swab kedua kami tidak diberi tahu sama sekali," tambah Desi dengan nada geram.

Desi juga merasa curiga, saat dia menanyakan kepada perawat yang bertugas hari itu, sehari sebelum keluarganya meninggal. Desi bertanya kapan diambil tes swab kedua.

"Ketika tes swab kedua tidak diberi tahu, saya tanya perawat yang dinas waktu itu, alasannya tidak tahu karena saya shift pagi. Seharusnya orang yang piket malam itu memberitahukan kepada rekannya yang shift pagi, disana saya kesal," pungkasnya.

Dengan perbedaan data yang ada dan pengambilan Swab yang tidak diberi tahu pihak keluarga almarhum Sudirman, merasa takut seperti berita yang beredar kalau pihak RS diduga mengcovidkan pasien.

Sehingga pihak keluarga meminta pihak RS Santa Maria untuk memberikan info lebih jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman kedua belah pihak.

Perlu diketahui, Sudirman dirawat bersama istrinya, Metra Wati masuk RS Santa Maria, Minggu, 4 Oktober 2020 pukul 18.30 WIB.

Namun karena kondisi Sudirman semakin drop, dia dipisahkan ruangan dari istrinya sampai menghembuskan nafas terakhir pada 12 Oktober 2020 dan tidak diketahui oleh istrinya yang masih dirawat.

Sudirman dimakamkan dengan prosedur RS karena terkonfirmasi positif Covid-19, di TPU Tengku Mahmud Palas, Selasa (13/10/2020) siang.

Load More