SuaraRiau.id - Permintaan jahe merah di Riau akhir-akhir ini melonjak tinggi sejalan dengan kesadaran masyarakat dalam menjaga imunitas tubuh di masa pandemi Covid-19 ini.
Hal ini membuat PT Bumipalma Lestaripersada (BPLP), anak usaha Sinar Mas Agribusiness and Food membuat program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dengan budidaya jahe merah bekerjasama dengan kelompok tani di tujuh desa di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Menurut CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Riau, Franciscus Costan jahe merah adalah tanaman yang baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan terhadap pembukaan lahan.
"Jadi meskipun program masih pada tahap awal, kami yakin akan memiliki dampak positif yang bertahan lama”, jelas Franciscus melalui siaran tertulis kepada Suara.com, Rabu (7/10/2020).
Saat ini, tambah Franciscus, pandemi Covid-19 telah meningkatkan minat konsumen pada pengobatan tradisional seperti jahe merah untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Budidaya jahe merah ini merupakan komoditas Pertanian Ekologis Terpadu (PET)-DMPA yang memiliki lebih dari 124 anggota.
Tujuannya adalah mengajak masyarakat meninggalkan pola pertanian membakar lahan dan menggantinya dengan pertanian ramah lingkungan dan lebih produktif.
Dengan demikian, masyarakat dapat mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sekaligus meningkatkan kesejahteraannya melalui pendapatan tambahan.
Dalam tahap pertama ini, kelompok tani dapat memanen total 62 ton. Masing-masing anggota kelompok tani bisa mendapat tambahan penghasilan sebanyak Rp 15 juta per keluarga. Tanaman jahe merah ditanam di masing-masing area lahan petani seluas seperempat hektare.
“Sebelumnya kami hanya menjual kopra. Namun melalui program PET dari PT BPLP, ada tambahan penghasilan dari panen jahe merah yang ditanam di lahan kami. Kini penghasilan kami pun bertambah”, terang Budi Santoso, anggota kelompok Karya Tani Mas.
Untuk memberikan nilai tambah, Sinar Mas Agribusiness and Food juga mendampingi masyarakat membuat jahe merah bubuk agar dapat disimpan lebih lama dibandingkan jahe merah yang belum diolah.
Selain itu, pengemasan yang menarik diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar terhadap produk jahe merah.
Untuk diketahui, dari hasil penelitian untuk Food Industry Asia yang dilakukan oleh lembaga riset AiPalette, konsumen Indonesia memilih jahe merah untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Permintaan jahe merah meningkat 138 persen pada Januari hingga Agustus 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berita Terkait
-
Hanya Bayar Listrik 40 Ribu per Bulan! Ini Keajaiban PLTS di Pulau Terpencil
-
Studi Adaptation Finance Disiapkan demi Atasi Perubahan Iklim
-
Imajin Dorong Inovasi Industri Manufaktur yang Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
Asuransi Sinar Mas Gelar Literasi Keuangan dan Bagikan 337 Asuransi Mikro Bagi Siswa dan Nelayan di Kota Sorong
-
Nelayan Teluk Bakau Tolak Ekspor Pasir Laut Pemerintah, Begini Respons Wakil Bupati Bintan
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Polres Siak Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas ke Perusahaan, Ajak Jaga Pilkada Damai
-
Kolaborasi Informasi Cuaca dengan BMKG, PHR Siap Produktif di Berbagai Kondisi
-
Naik Tinggi, Berikut Daftar Harga Sawit Riau Periode 6-12 November 2024
-
Deteksi Perambah Hutan, Polri Bakal Gunakan Aplikasi Lancang Kuning Karya Polda Riau
-
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan III 2024 Sebut Ekspansi Bisnis UMKM Melambat