SuaraRiau.id - Kericuhan pecah ketika ratusan warga yang menyaksikan pemakaman seorang pasien bernama Hamam (15).
Hamam yang merupakan warga Dukuh Sawangan, Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal itu meninggal di RSUD dr Soeselo, Selasa pukul 07.30 WIB setelah diduga terpapar Covid-19.
Informasi yang diperoleh Suara.com menyebutkan, keributan terjadi pada Selasa (22/9/2020) sekitar pukul 13.45 WIB antara warga setempat dan Tim Gugus Tugas Covid-19 yang sedang melakukan memakamkan jenazah pasien Covid-19.
Warga menyerang enam petugas dari RSUD dr Soeselo dan relawan PMI Kecamatan Bumijawa yang sedang menurunkan peti jenazah ke liang lahat.
Akibat kejadian itu, dua petugas pemakaman yang berasal dari RSUD dr Soeselo mengalami luka-luka. Identitas keduanya yakni Ida Wahyu (41), dan Waras (38).
Ida mengalami luka memar di bagian kepala belakang, sedangkan Waras mengalami luka memar di kaki dan pantat, lecet di pipi serta benjol di telinga.
Selain menyerang petugas pemakaman, warga juga sempat merusak mobil Tim Reaksi Cepat (TRC) Kecamatan Bumijawa yang berada di lokasi pemakaman.
Direktur RSUD dr Soeselo Guntur M Taqwin membenarkan adanya dua tenaga kesehatan RSUD dr Soeselo yang terluka akibat diserang warga saat melakukan pemakaman pasien Covid-19 itu.
"Benar Mas. Ada dua pegawai kami yang terluka. Alhamdulillah saat ini kondisinya sudah membaik," kata Guntur saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (23/9/2020).
Menurut Guntur, jenazah yang dimakamkan sebelum meninggal dirawat di RSUD dr Soeselo dengan hasil rapid tes reaktif. Pasien itu sudah dilakukan pengambilan sampel swab namun hasilnya belum keluar.
"Pasien dimakamkan dengan protokol kesehatan sesuai prosedur pasien infeksius untuk menghindari transmisi penularan penyakit," ujarnya.
Guntur pun menyayangkan terjadinya peristiwa penyerangan terhadap petugas yang sedang melakukan pemakaman hingga ada dua petugas yang sampai terluka.
"Kami menyayangkan kenapa harus harus terjadi seperti itu. Tugas tenaga kesehatan dalam pemakaman pasien Covid-19 sesuai dengan SOP yang ada dan kebijakan dari Kemenkes untuk mencegah penularan dan munculnya klaster-klaster baru," ujar Guntur.
Berita Terkait
-
Liam Payne Dimakamkan Pekan Ini, Ada Lagu Penghormatan dan Dihadiri Seleb
-
Balenciaga Bikin Heboh Lagi, Jual Dasi 'Pemakaman' Hitam Rp4,7 Juta
-
Tragedi Feri Kongo: 78 Nyawa Melayang, Pemakaman Massal Digelar di Tengah Duka dan Amarah
-
Pemakaman Pimpinan Hizbullah Nasrallah akan Dilakukan Hari Jumat
-
Pemakaman di Gaza Tak Mampu Menampung Korban, Jenazah Terpaksa Ditumpuk dalam Satu Lubang
Terpopuler
- Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
- Coach Justin Semprot Shin Tae-yong: Lu Suruh Thom Haye...
- Jurgen Klopp Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Out Jadi Kenyataan?
- Saran Pelatih Belanda Bisa Ditiru STY Soal Pencoretan Eliano Reijnders: Jangan Dengarkan...
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
Pilihan
-
Begini Tampang Sedih Pemain Arab Saudi usai Dipecundangi Timnas Indonesia
-
Timnas Indonesia Ungguli Arab Saudi, Ini 5 Fakta Gol Marselino Ferdinan
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Malam Ini
-
Hanya 7 Merek Mobil Listrik China yang Akan Bertahan Hidup
Terkini
-
Perusakan Car Wash di Pekanbaru: 4 Orang Ditangkap, yang Lain Masih Diburu
-
Dirsamapta Polda Riau Apresiasi Polres Siak Terkait Kesiapan Pengamanan Pilkada
-
Liong Tjai Diburu Polda Riau Terkait Kasus Korupsi di Indragiri Hilir
-
Kapolres Siak Sampaikan Pesan Pilkada Damai di Gereja HKBP Zamrud-Dayun
-
Risiko Bisnis Tinggi, PHR Tegakkan Integritas dan Etika Dalam Budaya Kerja